Satgas Bicara Efek Cuaca Ekstrem ke Penularan Corona, Lebih Masif?

7 Oktober 2020 12:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
dr Dewi Nur Aisyah Foto: BNPB
zoom-in-whitePerbesar
dr Dewi Nur Aisyah Foto: BNPB
ADVERTISEMENT
Indonesia sudah memasuki musim penghujan, dan BMKG pun telah mengingatkan potensi cuaca ekstrem yakni hujan lebat di sejumlah wilayah. Lalu, apakah kondisi ini berpengaruh ke penularan corona?
ADVERTISEMENT
Anggota tim pakar Satgas COVID-19 Dewi Nur Aisyah menjelaskan terkait hal tersebut. Menurutnya, di Indonesia cuaca ekstrem tidak berpengaruh langsung ke makin masifnya penularan.
"Kalau kita bicara risiko terutama di daerah 4 musim akan sangat berpengaruh kalau masuk musim winter. Karena dinginnya sangat tinggi kemudian kita akan melihat aktivitas orang mulai berubah. Gara-gara perubahan iklim, perubahan cuaca ada yang berubah," kata Dewi dalam diskusi virtual di BNPB, Rabu (7/10).
Menurut Dewi, yang harus diantisipasi dari cuaca ekstrem adalah potensi banjir. Yang kemudian menyebabkan banyak korban harus mengungsi.
"Kalau di Indonesia sendiri jangan sampai terjadi bencana banjir. Banjir sendiri bukan hanya bencana, untuk penyakit menular sendiri ketika ada yang mengungsi, berkumpul di satu tempat. Nah ini berpotensi memunculkan ke klaster pengungsian," tutur dia.
Ilustrasi cuaca ekstrem Foto: Zabur Karuru/Antara Foto
"Jadi lebih ke efek setelah musim itu terjadi. Kalau di Indonesia berbeda kondisinya dengan luar negeri," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Ketua Satgas COVID-19 Letjen TNI Doni Monardo, kata dia, sudah melakukan kunker ke beberapa daerah, bukan hanya untuk ingatkan pandemi. Tapi juga potensi bencana lain yang harus dipersiapkan.
"Ini juga pelajaran besar untuk Indonesia. Kita potensi bencana cukup besar, ketika kita sudah paham mengatasinya, ini akan berpengaruh untuk menekan fatalitas bencana," ungkap dia.
Antisipasi Klaster Pengungsian
Dewi kemudian membeberkan protokol kesehatan yang harus diterapkan dan disiapkan Pemda di tempat pengungsian. Pasti akan berbeda di luar masa pandemi.
"Yang harus kita pastikan, satu tempat tidur di pengungsian harus jaga jarak. Yang kedua sanitasinya, tempat makannya, dapurnya, kamar mandinya seperti apa. Biasanya di pengungsian kan anak berkumpul, tidak ada sekat-sekat," urai dia.
ADVERTISEMENT
"Ini harus diantisipasi kalau ingin memutus penularan, protokol 3M harus disiapkan. Pemda harus bersiap menyiapkan inovasi model pengungsian," tutup Dewi.