news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Satgas COVID-19 soal Corona RI: Mitigasi Bencana hingga Warning di 3 Provinsi

16 Oktober 2020 8:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prof Wiku Adisasmito. Foto: BNPB
zoom-in-whitePerbesar
Prof Wiku Adisasmito. Foto: BNPB
ADVERTISEMENT
Pandemi virus corona di Indonesia masih belum berakhir. Satgas COVID-19 mengingatkan masyarakat terkait sejumlah hal, mulai dari persiapan mitigasi bencana selama pandemi hingga tiga provinsi dengan angka kasus aktif tertinggi dalam beberapa pekan terakhir.
ADVERTISEMENT
Terkait mitigasi bencana, Indonesia akan mulai memasuki musim penghujan dalam enam bulan ke depan. Selain itu, sebagian besar wilayah Indonesia akan mengalami dampak fenomena La Lina mulai akhir tahun 2020.
Jubir Satgas COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengingatkan risiko bencana alam di tengah pandemi corona. Sebab, kondisi ini akan menyulitkan dan membawa bahaya tersendiri bagi masyarakat.
Banjir bandang melanda Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin (12/10). Foto: BPBD Garut/Handout via Antara
"Bahaya bencana ini akan dialami masyarakat Indonesia di tengah pandemi COVID-19 yang cukup menyulitkan dan membawa bahaya tersendiri pada keselamatan masyarakat," kata Wiku di Graha BNPB, Jakarta Timur, Kamis (15/10).
Sementara itu, Indonesia juga masih menunggu hasil uji klinis III vaksin corona Sinovac yang tengah dilakukan di Bandung, Jawa Barat. Kehadiran vaksin corona memang akan membantu untuk mengatasi pandemi ini. Namun, masyarakat diingatkan untuk jangan terlalu terlena dengan vaksin.
ADVERTISEMENT
"Keamanan vaksin bagi masyarakat itu adalah prioritas dan tugas utama pemerintah. Meski vaksin disiapkan produksi dalam jangka waktu dekat, kita tak boleh terlena. Kita harus tetap pahami bahwa solusi pengendalian COVID-19 tidaklah tunggal," tuturnya.
"Saat ini hal terbaik yang bisa dilakukan adalah menegakkan protokol kesehataan sebagai upaya paling sederhana, tetapi berdampak sangat besar. Secara ilmiah, kepatuhan pada setiap protokol kesehatan efektif turunkan risiko sampai 85%," jelasnya.
Ilustrasi vaksin corona dari Sinovac. Foto: Thomas Peter/REUTERS
Meski masyarakat diminta untuk tidak terlena, namun Wiku juga meminta masyarakat tidak perlu khawatir dengan keamanan vaksin corona karena prosesnya dikawal ketat oleh BPOM.
"Jadi prinsipnya, pengawalan pengadaan vaksin ini dilakukan BPOM dan kita pastikan BPOM melakukan evaluasi terhadap protokol uji klinik yang dilakukan dan selalu menginspeksi pelaksanaan uji klinik tersebut," jelas Wiku.
ADVERTISEMENT
"Ini untuk mencapai tujuan, memastikan bahwa keamanan dan efektivitas vaksin tersebut tercapai," lanjutnya.
Selain itu, BPOM juga akan memastikan vaksin tersebut memenuhi sertifikasi CPOB atau Cara Pembuatan Obat yang Baik. Mulai dari sarana produksi vaksin, proses filling, hingga finishing product juga akan jadi perhatian.
"Harapannya nanti bisa diterbitkan izin edar obat, baik lewat BPOM dan tentunya sesuai dengan hasil yang didapat. Selain itu, sejauh ini memang belum ada laporan terkait efek samping yang diterima relawan dalam uji klinis vaksin tersebut," tutur Wiku.

Masyarakat Diminta Bersabar Nantikan Vaksin Corona

Vaksinasi corona ditargetkan dilakukan sekitar tahun 2021. Wiku mengatakan, hingga saat ini pihaknya tengah menyusun roadmap atau peta jalan untuk menyalurkan vaksin di sejumlah daerah.
ADVERTISEMENT
"Saat ini peta jalan roadmap sedang disiapkan pemerintah terutama Kemenkes dan kementerian/lembaga lainnya, dan diharapkan peta jalan ini segera selesai dan dapat jadi langkah konkret dan dapat disampaikan pemerintah dalam program vaksinasi," kata Wiku.
"Ini dilakukan berdasarkan tingkat risiko masyarakat di Indonesia," tambahnya.
Wiku menjelaskan pelaksanaan vaksinasi mengacu pada Perpres 99/2020. Wiku pun memastikan semuanya akan dilakukan secara adil dan merata.
"Seluruh rincian informasi alokasi prioritas vaksinasi dalam tahap finalisasi. Kami sampaikan bahwa seluruh alokasi prioritas pertimbangkan kriteria dan prioritas penerima dan wilayah yang mengacu Perpres 99/2020," katanya.
"Dan pemerintah tetap berusaha lakukan alokasi dan utamakan asas keadilan," imbuhnya.
Ilustrasi vaksin. Foto: TATYANA MAKEYEVA/REUTERS
Sebelum vaksin didapatkan, Wiku mengingatkan masyarakat untuk benar-benar menjaga protokol kesehatan. Sebab ada sejumlah provinsi yang mengalami kenaikan kasus aktif corona.
ADVERTISEMENT
Seperti di Jateng, kasus aktif corona sedikit mengalami kenaikan. Terjadi peningkatan kasus dari 22,49 persen menjadi 23,17 persen, dan meningkat lagi menjadi 23,94 persen.
Sementara di Papua, kenaikan kasus aktif cukup signifikan dalam dua hingga empat pekan belakangan. Terjadi peningkatan kasus dari 39,42 persen menjadi 43,35 persen.
Bali juga mengalami peningkatan kasus aktif selama dua pekan terakhir.
"Pada 27 September persentase kematian adalah 2,97 persen, kemudian meningkat 4 Oktober jadi 3,11 persen, dan meningkat lagi 11 Oktober jadi 3,17 persen," beber Wiku.
Wiku pun mendorong Pemprov Bali meningkatkan kualitas RS rujukan dan fasilitas isolasi mandiri maupun RS Darurat agar dapat menekan angka kematian di Bali.