Satgas: Masyarakat Banyak yang Merasa Bebas dari Corona saat Bertemu Keluarga

16 Juni 2021 18:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas membawa klaster keluarga yang terkonfirmasi positif COVID-19 di Bambu Apus ke Wisma Atlet.  Foto: Instagram/@kominfotik_jt
zoom-in-whitePerbesar
Petugas membawa klaster keluarga yang terkonfirmasi positif COVID-19 di Bambu Apus ke Wisma Atlet. Foto: Instagram/@kominfotik_jt
ADVERTISEMENT
Klaster keluarga kini menjadi sumber penularan corona yang cukup banyak ditemukan. Apalagi tingginya mobilitas masyarakat saat libur panjang usai lebaran Mei lalu, menambah parah penyebaran di tingkat keluarga.
ADVERTISEMENT
Penyebaran corona pada masa liburan itu juga semakin meluas lantaran banyak masyarakat merasa aman saat bertemu sesama anggota keluarga. Sehingga yang terjadi saat berwisata maupun berkunjung ke rumah keluarga, masyarakat menjadi abai dalam menerapkan protokol kesehatan.
"Sebetulnya harusnya keluarga itu benteng utama di dalam mencegah penularan COVID-19. Tapi kita tahu juga sekarang sudah banyak mobilitas individu bukan hanya kerja tapi juga wisata bersama keluarga," kata Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan COVID-19, Dr. Sonny Harry B Harmadi.
Keterangan tersebut disampaikan Sonny dalam sebuah dialog virtual Update RSDC Wisma Atlet: Patuhi Protokol Kesehatan Kunci Putus Rantai Penularan, Rabu (16/6).
Kabid Perubahan Perilaku Satgas COVID-19 Sonny Harmadi. Foto: Dok. Satgas COVID-19
Sonny menambahkan, munculnya rasa aman dan tidak menerapkan protokol kesehatan di lingkungan keluarga itu meningkatkan risiko penularan yang tinggi. Apalagi terhadap anggota keluarga yang tidak serumah.
ADVERTISEMENT
"Ketika acara kumpul keluarga itu dianggap aman, terbebas dari COVID-19. Padahal ketika berkumpul dengan keluarga yang tidak satu rumah ini potensinya tinggi sekali," tambah Sony.
Terakhir, Sony mengatakan sangat penting untuk mengedukasi masyarakat mengenai protokol kesehatan demi melindungi masyarakat. Dengan begitu, klaster keluarga dapat dihindari.
"Nah ini jadi PR memang keluarga ini yang harus ada upaya untuk mengedukasi. Karena bagaimana pun juga melindungi keluarga kita itu bukan hanya melalui bersentuhan fisik," tutupnya.