Satgas: Puncak Corona 170 Ribu Kasus Aktif Kita Kewalahan, Gimana Seperti India?

10 Mei 2021 14:48 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kabid Perubahan Perilaku Satgas COVID-19 Sonny Harmadi. Foto: Dok. Satgas COVID-19
zoom-in-whitePerbesar
Kabid Perubahan Perilaku Satgas COVID-19 Sonny Harmadi. Foto: Dok. Satgas COVID-19
ADVERTISEMENT
Pemerintah Indonesia terus mengupayakan untuk menekan laju penularan corona. Segala upaya seperti penerapan protokol kesehatan, testing, tracing, treatment hingga vaksinasi dilakukan secara simultan agar kasus dapat terus dikendalikan.
ADVERTISEMENT
Meski begitu upaya tersebut bisa saja gagal jika masyarakat enggan patuh. Bila kondisi itu terjadi, Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan COVID-19 Sonny Harry B Harmadi mengatakan bukan tidak mungkin hal seperti yang dialami India dapat pula terjadi di Indonesia.
"Bayangkan dengan kasus di India dalam satu hari kemarin tambahan kasusnya saja 409.000. Jadi kalau dalam kondisi kemarin puncak kasus aktif (Februari) 176.000 kita sudah kewalahan apalagi membayangkan seperti India. Yang 1 hari tambahan kasusnya 409.000 dalam satu hari. Angka kematiannya mencapai 4 ribu lebih," ujar Sonny dalam webinar yang digelar RS Premier Jatinegara, Senin (10/5).
Agar hal tersebut tak terjadi di Indonesia, pemerintah bersama Satgas pun mulai menyiapkan sejumlah kebijakan untuk mengantisipasi lonjakan kasus. Salah satunya pembatasan mobilisasi orang.
Orang-orang menguburkan jenazah COVID-19 di pemakaman di New Delhi, India, Jumat (16/4). Foto: Danish Siddiqui/REUTERS
Pembatasan mobilisasi melalui penyekatan dan pelarangan mudik dianggap perlu mengingat data di tahun 2020 kemarin menunjukkan angka kenaikan yang cukup signifikan. Terutama saat memasuki masa libur panjang, termasuk mudik Lebaran.
ADVERTISEMENT
"Oleh karenanya, ketika kita melihat kembali pada data dan fakta bahwa empat kali pengalaman libur panjang 2020 lalu selalu menimbulkan lonjakan kasus dan lonjakan kematian antara 37-119 persen. Maka kita sudah tahu bahwa kita harus mengendalikan mobilitas penduduk supaya tidak terjadi lonjakan kasus lagi," ucap Sonny.
Upaya itu, kata Sonny, akan terus digencarkan untuk memastikan kinerja yang diperoleh hingga saat ini tidak kembali memburuk. Dengan sejumlah catatan minor terkait penambahan kasus aktif hingga kematian.
"Kita tentunya sangat bersyukur karena dalam 3 bulan terakhir mengalami kinerja yang sangat baik ya. Jadi pertama itu ditunjukkan dari positivity rate kita turun ya, positivity rate kita turun dari sekitar 27% ke angka atau sekitar 11 sampai 12% saat ini," jelas dia.
ADVERTISEMENT
"Lalu kemudian dalam hampir 3 bulan terakhir juga kasus aktif di Indonesia turun, kasus aktif di Indonesia turun dari sekitar 176.000 kasus aktif menjadi sekitar 98.000 kasus aktif saat ini," ungkap Sonny.