Satgas: Semua yang Pernah Positif Corona Sangat Mungkin Alami Long COVID-19

12 Maret 2021 18:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mural yang berisi pesan waspada penyebaran virus Corona di kawasan Tebet, Jakarta. Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Mural yang berisi pesan waspada penyebaran virus Corona di kawasan Tebet, Jakarta. Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/Reuters
ADVERTISEMENT
Pandemi corona di Indonesia telah membuat 1.410.134 warga terpapar COVID-19. Dari jumlah itu, sebanyak 1.231.454 pasien di antaranya sembuh dan 38.229 meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
Juru bicara Satgas Penanganan COVID-19, Prof Wiku Adisasmito, menyatakan para penyintas sangat mungkin mengalami long COVID-19, atau efek usai sembuh dari corona.
Wiku menyatakan long COVID-19 berbeda-beda setiap penyintas. Hal itu tergantung pada kondisi penyintas saat positif COVID-19 dan kondisinya saat ini.
"Siapa pun yang pernah terinfeksi COVID-19 berpotensi mengalami long COVID-19. Hal ini sangat tergantung pada daya tahan tubuh dan juga derajat keparahan dari gejala yang dialami saat terjangkit COVID-19," ujar Wiku dalam konpers pada Jumat (12/3).
Juru bicara Satgas COVID-19 Prof Wiku Adisasmito Foto: Dok. BNPB
Meski begitu, kata Wiku, mereka yang mengalami long COVID-19 bisa sembuh. Namun kembali lagi pada masing-masing kondisi tubuhnya.
"Pada prinsipnya, mereka yang mengalami long covid dapat sembuh. Namun waktu kesembuhannya berbeda untuk setiap orang," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Wiku menerangkan, dari penelitian menunjukkan pada sampel umur 18-34 tahun yang sebelumnya sehat, 20% atau 1 di antara 5 orang melaporkan beberapa gejala yang berkepanjangan.
Namun mereka yang menderita long COVID-19 tidak akan menularkan gejala yang sama atau virus ke orang lain.
Ilustrasi positif terkena virus corona. Foto: Shutter Stock
"CDC AS telah mengamati gejala berkepanjangan yang biasanya dialami penderita long COVID-19. Umumnya gejala tersebut di antaranya kelelahan, kesulitan bernapas, batuk, sakit persendian dan sakit dada," kata Prof Wiku.
"Gejala lain yang mungkin ditemui adalah kesulitan berpikir atau konsentrasi (brain fog), depresi, sakit pada otot, sakit kepala, demam, dan jantung berdebar," tutupnya.