Satgas soal Lonjakan Corona: Tahun Ini Jangan Ada Lagi Libur Panjang
ADVERTISEMENT
Tren kenaikan kasus corona yang terjadi saat ini merupakan imbas lagi tingginya mobilitas masyarakat pada saat libur panjang Lebaran Mei lalu.
ADVERTISEMENT
Momen libur panjang yang beberapa kali terjadi dalam kurun waktu hampir 1,5 tahun ini selalu menyebabkan adanya pertambahan kasus secara signifikan.
Lima minggu usai Lebaran, tercatat kasus konfirmasi masih terus bertambah. Bahkan per Kamis (17/6) kemarin, Indonesia mendapatkan penambahan kasus sampai 12.624 orang. Angka tersebut merupakan yang tertinggi dalam periode ini.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan COVID-19, Dr. Sonny Harry B Harmadi, mengatakan bahwa momen libur panjang yang dimanfaatkan bagi sebagian masyarakat untuk berkegiatan di luar rumah jadi faktor utama terjadinya lonjakan kasus ini.
" Ya kombinasi itulah dan libur panjang kemarin selalu menyebabkan lonjakan dan mobilitas dan kepatuhan kesehatan yang turun," jelas Sonny pada kumparan, Jumat (18/6) pagi.
ADVERTISEMENT
Sonny berharap tak ada lagi momen libur panjang. Sebab, dari pengalaman yang telah ada, kenaikan kasus selalu terjadi usai libur panjang.
"Kami sebetulnya berharap jangan ada libur panjang lagi, nih, selama tahun ini. Karena memang walaupun misalkan ada varian baru, tapi lonjakan itu selalu terjadi di libur panjang," tambahnya.
Menurutnya, lonjakan itu terjadi 3 hingga 4 minggu setelah momen libur panjang. Bahkan, dampaknya bisa bertahan dalam waktu hingga 1,5 bulan,
"Lonjakan terjadi 3 minggu sampai 1 bulan setelah libur panjang dan dampaknya itu sampai 1,5 bulan," tutup Sonny.
***
Saksikan video menarik di bawah ini: