Satgas soal Lonjakan Corona: Tahun Ini Jangan Ada Lagi Libur Panjang

18 Juni 2021 11:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kabid Perubahan Perilaku Satgas COVID-19 Sonny Harmadi. Foto: Dok. Satgas COVID-19
zoom-in-whitePerbesar
Kabid Perubahan Perilaku Satgas COVID-19 Sonny Harmadi. Foto: Dok. Satgas COVID-19
ADVERTISEMENT
Tren kenaikan kasus corona yang terjadi saat ini merupakan imbas lagi tingginya mobilitas masyarakat pada saat libur panjang Lebaran Mei lalu.
ADVERTISEMENT
Momen libur panjang yang beberapa kali terjadi dalam kurun waktu hampir 1,5 tahun ini selalu menyebabkan adanya pertambahan kasus secara signifikan.
Lima minggu usai Lebaran, tercatat kasus konfirmasi masih terus bertambah. Bahkan per Kamis (17/6) kemarin, Indonesia mendapatkan penambahan kasus sampai 12.624 orang. Angka tersebut merupakan yang tertinggi dalam periode ini.
Personel kepolisian menghentikan kendaraan berplat nomer luar kota saat penyekatan mudik di jalur Pantura Tegal, Jawa Tengah. Foto: Oky Lukmansyah/ANTARA FOTO
Menanggapi hal tersebut, Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan COVID-19, Dr. Sonny Harry B Harmadi, mengatakan bahwa momen libur panjang yang dimanfaatkan bagi sebagian masyarakat untuk berkegiatan di luar rumah jadi faktor utama terjadinya lonjakan kasus ini.
" Ya kombinasi itulah dan libur panjang kemarin selalu menyebabkan lonjakan dan mobilitas dan kepatuhan kesehatan yang turun," jelas Sonny pada kumparan, Jumat (18/6) pagi.
ADVERTISEMENT
Sonny berharap tak ada lagi momen libur panjang. Sebab, dari pengalaman yang telah ada, kenaikan kasus selalu terjadi usai libur panjang.
Sejumlah wisatawan keluar dari kendaraannya menunggu kemacetan reda akibat buka tutup jalan Puncak, Gadog, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (28/10). Foto: Yulius Satria Wijaya/ANTARA FOTO
"Kami sebetulnya berharap jangan ada libur panjang lagi, nih, selama tahun ini. Karena memang walaupun misalkan ada varian baru, tapi lonjakan itu selalu terjadi di libur panjang," tambahnya.
Menurutnya, lonjakan itu terjadi 3 hingga 4 minggu setelah momen libur panjang. Bahkan, dampaknya bisa bertahan dalam waktu hingga 1,5 bulan,
"Lonjakan terjadi 3 minggu sampai 1 bulan setelah libur panjang dan dampaknya itu sampai 1,5 bulan," tutup Sonny.
***
Saksikan video menarik di bawah ini: