Satgas soal Pilkada: Ketersediaan Fasilitas Protokol Corona Masih Minim

10 Desember 2020 20:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prof Wiku Adisasmito. Foto: BNPB
zoom-in-whitePerbesar
Prof Wiku Adisasmito. Foto: BNPB
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemungutan suara Pilkada 2020 telah selesai. Juru Bicara Satgas COVID-19, Prof Wiku Adisasmito, menyoroti tingkat kedisiplinan masyarakat dalam melaksanakan protokol saat Pilkada.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan sistem monitoring perubahan perilaku BLC (Bersatu Lawan COVID-19), sebanyak 178.039 orang ditegur karena tidak melaksanakan protokol corona selama rangkaian Pilkada. Namun secara keseluruhan, Satgas menilai rata-rata protokol berjalan baik.
"Selain itu, diketahui rata-rata kepatuhan individu memakai masker di TPS sebesar 95,96 persen. Sedangkan rata-rata kepatuhan dalam menjaga jarak dan menghindari kerumunan sebesar 90,71 persen," ucap Wiku dalam konferensi pers, Kamis (10/12).
Meski begitu, hasil pantauan menunjukkan masih rendahnya tingkat kepatuhan yang ditunjukkan oleh sejumlah institusi. Mulai dari tingkat ketersediaan fasilitas penunjang seperti fasilitas cuci tangan, hingga disinfektan.
Seorang warga menggunakan sarung tangan plastik guna meminimalisir penyebaran virus corona saat mengikuti simulasi pemungutan suara Pilkada 2020, di Lapangan Vatulemo, Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (21/11). Foto: Mohamad Hamzah/ANTARA FOTO
"Juga petugas pengawas prokes masih rendah, yaitu di bawah 50 persen. Masih rendah, yaitu di bawah 50 persen. Hal ini sangat kami sayangkan, terlebih mengingat tingginya kepatuhan pemilih saat Pilkada. Perlu diingat, masih terdapat tahapan-tahapan lainnya pasca-pemungutan seperti rekapitulasi, penetapan pemenang oleh KPU dan pelantikan yang dilakukan pemerintah," ucap Wiku.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Wiku menilai KPU sukses menggelar Pilkada yang cukup aman.
"Selain memantau data real time dari 309 kabupaten/kota yang adakan Pilkada, Satgas menerima laporan daerah, yakni Sulawesi Utara, Papua, dan Bali. Hasil pantauan menunjukkan Pilkada serentak kemarin berjalan relatif terkendali baik, dari sisi teknis penyelenggaraan maupun protokol kesehatan," ujar Wiku.
Juru bicara Satgas COVID-19 Prof Wiku Adisasmito Foto: Dok. BNPB
"Selama 2 bulan terakhir kami melakukan pemantauan pakai sistem monitoring BLC, perubahan perilaku kepada 164,5 juta masyarakat dengan 42,4 juta jumlah titik pemantauan yang tersebar di 512 kabupaten kota dan 34 provinsi," sambungnya.
Wiku meminta rangkaian Pilkada yang tersisa menjadi pengingat bagi seluruh instansi dan Satgas di tiap daerah. Konsistensi diperlukan untuk menindak siapa pun yang dinilai abai.
ADVERTISEMENT
"Rangkaian Pilkada masih terus berlangsung sampai saat pengumuman resmi KPU terkait hasil pemilihan. Oleh karena itu saya meminta kepada Satgas daerah untuk terus melakukan penegakan disiplin secara konsisten dan tanpa pandang bulu kepada masyarakat yang tidak patuh protokol kesehatan. Khususnya pada rangkaian Pilkada yang masih akan berlangsung," ungkap Wiku.
Ilustrasi pemilih pada Pilkada. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Wiku berharap masyarakat dan paslon tidak melakukan kegiatan pengerahan massa selama Pilkada, seperti merayakan kemenangan setelah keluarnya hasil hitung cepat. Bila hal itu dilakukan, ia khawatir pencegahan corona selama ini menjadi percuma.
"Pilkada tahun ini berbeda dengan sebelumnya sehingga saya minta kedewasaan dan kebijaksanaannya untuk tidak mengadakan acara yang berpotensi memicu kerumunan apa pun alasannya. Saya juga meminta kepada satgas daerah untuk melanjutkan penegakan disiplin terhadap berbagai bentuk pelanggaran protokol kesehatan," kata Wiku.
ADVERTISEMENT