Saudi Batalkan Kewajiban Biometrik untuk Visa Haji Indonesia

24 April 2019 19:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Calon jemaah haji jalani tes biometrik. Foto: Phaksy/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Calon jemaah haji jalani tes biometrik. Foto: Phaksy/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah Arab Saudi membatalkan kewajiban rekam biometrik sebagai syarat penerbitan visa haji dan umrah. Hal ini disampaikan dalam pengumuman Konsuler Kedutaan Besar Arab Saudi di Indonesia tertanggal 22 April 2019.
ADVERTISEMENT
"Divisi Konsuler menyampaikan bahwa telah terbit Keputusan Kerajaan Arab Saudi Nomor 43313 tanggal 4/8/1440 H (9/4/2019 M) terkait tidak diwajibkannya perekaman biometrik di negaranya untuk proses penerbitan visa haji dan umrah bagi para jamaah," demikian bunyi pengumuman Saudi.
Menurut Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nizar, pengumuman itu benar adanya. Berdasarkan pengumuman itu, maka proses penerbitan visa bisa dilakukan tanpa harus menunggu rekam biometrik atau rekam sidik jari dan wajah.
Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara didampingi Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah Kemenag RI Prof H Nizar saat jumpa pers terkait Perjanjian Kerja Sama(PKS). Foto: Dok. Garuda Indonesia
Sebagai tindak lanjut, Nizar sudah membuat surat edaran kepada seluruh Kakanwil Kemenag Provinsi se-Indonesia. "Rekam biometrik akan dilakukan di Bandara Madinah dan Jeddah, kecuali bagi jemaah yang sudah melakukan perekaman di Tanah Air," kata Nizar dalam pernyataan Kementerian Agama, Rabu (24/4).
ADVERTISEMENT
Sebelumnya syarat biometrik Saudi yang ditetapkan Saudi pada September tahun lalu mendapat penentangan dari pemerintah Indonesia. Rekam biometrik dianggap menyulitkan jemaah, terutama bagi jemaah yang berada di wilayah terpencil.
Pemerintah telah menyarankan agar biometrik dilakukan di asrama haji atau jelang keberangkatan jemaah.
Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri Muhajirin Yanis mengatakan proses perekaman biometrik melalui VFS Tasheel di Indonesia tetap dibuka. Namun, sementara hanya untuk daerah yang mudah aksesnya.
"Untuk jemaah dari wilayah-wilayah kepulauan yang jaraknya jauh, perekaman akan dilakukan saat tiba di Madinah dan Jeddah," jelasnya.
Menurut Kasubdit Penyiapan Dokumen Haji Reguler Nasrullah Jassam, sampai Selasa sore (23/4), tercatat sebanyak 152 ribu atau 65 persen jemaah yang sudah melakulan rekam biometrik.
ADVERTISEMENT