Saudi-Suriah Kian Membaik, Pangeran Faisal Temui Presiden Al-Assad di Damaskus

19 April 2023 18:05 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan (kiri) bersama Presiden Suriah Bashar al-Assad di Damaskus pada Selasa (18/4/2023). Foto: Twitter/@KSAMOFA
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan (kiri) bersama Presiden Suriah Bashar al-Assad di Damaskus pada Selasa (18/4/2023). Foto: Twitter/@KSAMOFA
ADVERTISEMENT
Proses normalisasi hubungan antara Suriah dan Arab Saudi kian membaik. Terbaru, Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan, pada Selasa (17/4) melakukan kunjungan balasan ke Damaskus dan bertemu dengan Presiden Suriah, Bashar al-Assad.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Al Arabiya, Pangeran Faisal tiba di Bandara Internasional Damaskus pada sore hari dan disambut secara langsung oleh Menteri Urusan Kepresidenan, Mansour Azzam.
Kunjungan ini berlangsung beberapa hari setelah Menteri Luar Negeri Suriah, Faisal Mekdad, melawat ke Jeddah dan bertemu dengan Pangeran Faisal pada Rabu (12/4) pekan lalu.
Adapun kunjungan tersebut merupakan yang pertama kalinya terjadi, sejak perang saudara di Suriah pecah pada 2011 dan hubungan diplomatik dengan Arab Saudi terputus kala itu juga.
Pertemuan antara Pangeran Faisal dan al-Assad dikonfirmasi oleh masing-masing media Arab Saudi dan Suriah.
Menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Arab Saudi, pertemuan antara kedua pejabat tinggi ini membahas langkah-langkah yang diperlukan guna menemukan solusi politik atas konflik di Suriah.
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan (kiri) bersama Presiden Suriah Bashar al-Assad di Damaskus pada Selasa (18/4/2023). Foto: Twitter/@KSAMOFA
“Kunjungan Pangeran Faisal berada dalam lingkup keinginan dan kepentingan Kerajaan untuk mencapai solusi politik bagi krisis Suriah yang mengakhiri semua penderitaan dan menjaga persatuan, keamanan, stabilitas, dan identitas Arab Suriah, serta mengembalikannya ke lingkungan Arab, dengan cara yang mencapai kebaikan bagi rakyatnya,” bunyi pernyataan itu.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, media pemerintah Suriah melaporkan bahwa kepada Pangeran Faisal, al-Assad mengaku kebijakan-kebijakan terbuka dan realistis dari Kerajaan Arab Saudi akan memberikan keuntungan bagi kawasan Timur Tengah.
Sebelumnya, para menteri luar negeri dari Dewan Kerja Sama Teluk (Gulf Cooperation Council) yang mencakup Mesir, Yordania, dan Irak telah mengadakan pertemuan di Jeddah. Mereka membahas kemungkinan kembalinya Suriah ke pangkuan Arab, setelah Makdad ke Jeddah.
Arab Saudi sendiri tampaknya sedang memperluas pintu perdamaian di Timur Tengah.
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan (kiri) bersama Presiden Suriah Bashar al-Assad di Damaskus pada Selasa (18/4/2023). Foto: Twitter/@KSAMOFA
Bersama Suriah, kedua negara ini sepakat untuk memperbaiki hubungan diplomatik — yang mana peningkatan aktivitas politik tersebut berlangsung, menjelang pertemuan tingkat tinggi Liga Arab berikutnya yang akan digelar di Riyadh pada 19 Mei mendatang.
Secara historis, selama beberapa tahun Suriah dikucilkan dari negara-negara tetangganya di Timur Tengah. Hal itu terjadi, menyusul tindakan keras aparat keamanan terhadap para demonstran anti-pemerintah dalam protes besar-besaran di tahun 2011.
ADVERTISEMENT
Imbasnya, keanggotaan Suriah di Liga Arab dibekukan dan beberapa negara Teluk Arab pun mulai mendukung kelompok-kelompok oposisi yang ingin menggulingkan al-Assad dari tampuk kekuasaan. al-Assad telah menjadi orang nomor satu di Suriah cukup lama, sejak 2000.
Berkat bantuan dari sekutu utamanya — Iran dan Rusia, al-Assad berhasil merebut kendali atas sebagian besar wilayah Suriah dari tangan oposisinya dan situasi di Suriah perlahan membaik.
Hingga akhirnya, dalam beberapa bulan terakhir Arab Saudi menggeser posisi menjadi lebih lunak, berpendapat bahwa mengucilkan Suriah tidak akan memberikan dampak apa-apa.