SBY: The Winner Takes All Tak Cocok bagi Masyarakat RI yang Majemuk

9 September 2019 20:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan pidato kontemplasi di Pendopo Puri Cikeas, Bogor, Senin (9/9). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan pidato kontemplasi di Pendopo Puri Cikeas, Bogor, Senin (9/9). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menyampaikan pandangannya terkait situasi politik Indonesia saat ini. Menurut SBY, politik ke depan harus menenangkan dan meneduhkan.
ADVERTISEMENT
Demokrasi, kata SBY, tidak bisa hanya diselesaikan dengan proses pemilihan saja. Namun ada kalanya demokrasi membutuhkan kompromi antara masing-masing pihak.
"Demokrasi tak harus selalu diwarnai dan diselesaikan dengan 'one person one vote', tapi juga ada semangat yang lain. Kompromi dan konsensus yang adil dan membangun bukanlah jalan dan cara yang buruk," kata SBY di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Senin (9/9).
SBY, AHY dan Annisa Pohan saat mendengarkan lagu kenangan di acara Malam Kontemplasi di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
SBY juga mengingatkan agar jangan sampai prinsip "The winner takes all" terjadi di kemajemukan masyarakat Indonesia. Ia menyebut selama sistem politik hingga ekonomi berjalan dengan baik, maka Indonesia dapat menjadi negara yang baik juga.
"'The winner takes all' tak cocok dengan semangat kekeluargaan dan keterwakilan bagi masyarakat Indonesia yang majemuk. Yang seperti itu (ekonomi dan politik yang baik) menurut pandangan saya mesti dibangun dan dimekarkan di negeri ini. Insyaallah kita benar-benar bisa menghadirkan masyarakat yang baik, ekonomi yang baik, dan politik yang baik. The dreams come true," tuturnya.
ADVERTISEMENT
SBY mengatakan apabila masyarakat mampu bergandengan tangan menjaga persatuan, maka permasalahan ekonomi dapat terselesaikan. Ia ingin agar tak terjadi ketimpangan sosial tajam di Indonesia.
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan pidato kontemplasi di Pendopo Puri Cikeas, Bogor, Senin (9/9). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
"Marilah kita berikhtiar seraya bergandengan tangan agar bisa makmur bersama-sama. Kalau semua makmur, semua sejahtera, rasa keadilan akan datang dan bersemi di negeri ini. Realistiknya adalah yang miskin makin berkurang, dan ketimpangan sosial ekonomi tidak semakin menganga. Yang kaya mesti ingat yang miskin, yang kuat mesti ingat yang lemah," ucapnya.
Presiden keenam RI itu menuturkan membangun bangsa merupakan pekerjaan yang tak mudah. Dibutuhkan waktu yang panjang dan kerja keras untuk menciptakan negara yang maju.
"Kita harus bersabar, tak putus asa dan lekas menyerah. Namun kita harus sungguh gigih dan bekerja sekuat tenaga agar Indonesia semakin maju dan berjaya di masa depan," tutupnya.
ADVERTISEMENT