Sebut Bung Karno 'Tukang Penjarakan Ulama', Haikal Hassan Minta Maaf ke Megawati

18 Februari 2022 14:29 WIB
·
waktu baca 3 menit
Haikal Hassan (kiri) minta maaf di kantor Repdem. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Haikal Hassan (kiri) minta maaf di kantor Repdem. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Haikal Hassan mendatangi kantor Dewan Pimpinan Nasional Relawan Perjuangan Demokrasi (DPN REPDEM) di Tebet, Jakarta Selatan. Kedatangan Haikal untuk mengklarifikasi video ceramahnya yang beredar. Dalam unggahan video yang beredar, Haikal menyebut proklamator RI Bung Karno sebagai ‘Tukang Penjarakan Ulama’.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan itu, Haikal diterima Ketua Umum REPDEM Wanto Sugito.
"Atas arahan DPP PDI Perjuangan, dalam hal ini, Sekretaris Jenderal Bapak Ir Hasto Kristiyanto dan Ketua DPP yang juga Wakil Ketua MPR sekaligus pendiri Baitul Muslimin PDI Perjuangan Bapak Ahmad Basarah, DPN REPDEM menyatakan menerima permohonan maaf Bapak Haikal Hassan atas pernyataannya tersebut," kata Wanto, Jumat (18/2).
Wanto menyampaikan, diterima permohonan Haikal Hassan ini sesuai dengan ajaran Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang juga putri proklamator Bung Karno.
Megawati mengajarkan, kader PDIP yang merupakan kaum Nasionalis Soakarnois untuk senantiasa memberikan maaf kepada siapa pun yang telah melakukan kesalahan dan mengakui kekeliruannya. Serta, bersedia secara sadar dan tulus meminta maaf dan berjanji untuk tidak mengulanginya lagi.
Haikal Hassan (kedua dari kiri) minta maaf di kantor Repdem. Foto: Dok. Istimewa
"Oleh karena itu, sehubungan Bapak Haikal Hassan sudah mengakui kekeliruannya dan meminta maaf dari hati yang paling dalam serta mengakui kekeliruan atas ucapannya tersebut kepada Ibu Megawati Soekarnoputri dan keluarga besar Bung Karno serta kepada masyarakat dan bangsa Indonesia, maka sebagai kader Partai yang baik, maka dengan ini kami menerima dan memaafkannya," ujar Wanto.
ADVERTISEMENT
Ke depannya, Wanto berharap Haikal Hassan dan siapa pun tokoh masyarakat lainnya agar tidak ada lagi ucapan maupun pernyataan yang bersifat mendiskreditkan, apalagi menghina Bung Karno maupun tokoh-tokoh pendiri bangsa lainnya.
“Apalagi jika tokoh pendiri bangsa tersebut sudah wafat, karena hal itu tidak sesuai dengan ajaran Islam maupun ajaran agama-agama lainnya," tutur Wanto.
Pada kesempatan itu, Haikal Hasan menyatakan permohonan maaf yang sebesar-besarnya.
Haikal Hassan (kedua dari kiri) minta maaf di kantor Repdem. Foto: Dok. Istimewa
"Orang yang suka motong-motong dan menyebarkan video-video juga harus menjadi perhatian kita. Artinya kalau umpannya saya dituduh seperti yang ditulis, memang itulah yang saya ucapkan, namun hanya sepotong dan tidak lengkap. Sehingga kesalahan itu harus saya akui. Saya sampaikan permohonan maaf, baik kepada Bu Mega dan seluruh keluarga besar, dan seluruh bangsa Indonesia," ungkap Haikal.
ADVERTISEMENT
"Saya harap yang jelek kita buang, yang baik kita ambil untuk pelajaran yang terbaik ke depan. Insyaallah Indonesia akan bersatu terus dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika, NKRI harga mati dan Pancasila ini adalah pegangan kita semua," tambah dia.
Bagaimana dengan status laporan hukum terkait ceramah itu di Bareskrim? Ketua DPN Repdem Irfan Fahmi menekankan, setelah permintaan maaf tersebut. Proses hukum terhadap Haikal di Bareskrim Polri akan dihentikan.
"Kita akan tindak lanjuti untuk menghentikan proses pelaporan pidana kepada Bapak Haikal Hassan," kata Irfan.