Sederet Jurus Bagyo Wahyono-Supardjo Kumpulkan KTP untuk Maju di Pilwalkot Solo

15 September 2020 17:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
 Bagyo Wahyono dan FX Supardjo. Foto: Tim Bengawan News/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Bagyo Wahyono dan FX Supardjo. Foto: Tim Bengawan News/kumparan
ADVERTISEMENT
Tidak mudah bagi calon independen untuk maju di Pilkada 2020. Namun, pasangan independen Bagyo Wahyono - FX Supardjo (Bajo) melenggang mulus maju di Pilwalkot Solo.
ADVERTISEMENT
Tak tanggung-tanggung, lawan mereka di Pilwalkot Solo adalah putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuning Raka yang berpasangan dengan Teguh Prakosa yang diusung PDIP dan didukung delapan parpol lainnya.
Pasangan Bajo didukung oleh ormas Tikus Pithi Hanata yang bergerak di bidang sosial masyarakat. Ormas ini dibentuk pada tahun 2014 dan mengklaim memiliki ribuan anggota di sejumlah daerah di Indonesia, termasuk Solo.
Bakal cawali Bagyo Wahyono mengatakan, banyaknya anggota Tikus Pithi ini menjadi mesin politik utama pasangan Bajo. Ia menyebut niat Tikus Pithi mengusung Bajo sudah direncanakan selama setahun atau jauh sebelum Gibran memutuskan terjun ke politik.
"Sejak 2019 kami mulai persiapan mengumpulkan ribuan KTP dengan cara door to door dan sengkuyung (dikerjakan ramai-ramai)," kata Bagyo, Selasa (15/9).
ADVERTISEMENT
Bagyo mengatakan pengumpulan KTP dimulai dari anggota Tikus Pithi, keluarga, saudara, tetangga, orang tua, hingga komunitas. Proses itu kemudian berkembang dan melebar sampai ke mana-mana.
Pasangan calon Walikota Solo Bagyo Wahyono dan FX Suparjo di KPU Solo. Foto: Dok. Istimewa
"Kadang-kadang ada yang datang 10 orang dari komunitas tertentu memberikan KTP untuk mendukung pasangan Bajo. Kita apresiasi mereka," tuturnya.
Selama mengumpulkan KTP, tim Tikus Pithi tidak membuat posko. Tikus Pithi hanya menunjuk koordinator lapangan di masing-masing kelurahan sampai kampung.
"Dengan cara itu lebih memudahkan tim ormas Tikus Pithi mengumpulkan KTP dibandingkan harus membuat posko," ujarnya.
Terkait cara meyakinkan warga agar mau menyerahkan KTP, Bagyo mengatakan Tikus Pithi melakukannya dengan menjelaskan pada warga bahwa pasangan Bajo adalah koalisi rakyat untuk memperbaiki citra demokrasi Indonesia melalui jalur independen.
ADVERTISEMENT
"Kami juga menawarkan program unggulan yang menyasar tiga bidang pokok yaitu sandang, papan, dan pangan pada warga saat kumpulkan KTP," kata Bagyo.
Bagyo juga menegaskan tidak ada uang yang diberikan kepada warga. Semuanya dilakukan dengan menggunakan prinsip sengkuyung.
Pasangan bakal calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo Bagyo Wahono (kiri) dan FX Supardjo (kanan) menaiki kuda menuju kantor KPU Solo untuk melakukan pendaftaran Pilwakot 2020 di Solo, Jawa Tengah, Minggu (6/9/2020) Foto: Mohammad Ayudha/ANTARA FOTO
"Kompensasi pada warga dan bentuk komitmen Bajo ketika terpilih nanti siap menjadi pelayan masyarakat," tuturnya.

Bajo Butuh Perjuangan Ekstra untuk Yakinkan Warga Solo

Sementara Ketua Ormas Tikus Pithi Hanata Baris, Tuntas Subagyo, mengungkapkan perjuangannya sampai bisa mengusung Bajo di Pilwalkot Solo. Menurutnya, sosialisi yang dilakukan selama setahun sambil mengumpulkan ribuan KTP sebagai syarat dukungan merupakan perjuangan ekstra.
"Saya kenal Bajo selama 6 tahun lamanya. Jadi benar-benar tahu sosok luar dalamnya seperti apa hingga memutuskan menjadi pasangan cawali dan cawawali independen di Pilwakot Solo," kata Tuntas.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, sosok Bajo yang sederhana dan wong cilik menjadi kekuatan untuk meyakinkan warga agar mau secara sukarela memberikan KTP-nya sebagai syarat dukungan di KPU Solo.
"Ini adalah pasangan wong cilik. Kita benar-benar orang biasa. Kami juga sampaikan pada masyarakat kalau ingin sesuatu perubahan, ya, monggo KTP disumbangkan pada Pak Bajo," tuturnya.
Ia mengaku juga meyakinkan warga dengan menyampaikan perubahan dari wong cilik akan datang di Solo. Menurutnya, Bajo ke depan akan mampu membawa suara rakyat pada umumnya Kota Solo.
"Ke depannnya Bajo diyakini bisa bawa suara rakyat Kota Solo. Bajo bisa bawa suara orang kecil. Kita ingin perubahan dan tidak ada korelasi apapun dengan parpol," tandasnya.
Sebagaimana diketahui, jumlah DPT di Solo pada Pemilu 2019 adalah 422.773 pemilih. Syarat agar bisa maju di jalur independen, Bagyo-Supardjo harus mengantongi dukungan sekitar 35.870 dukungan.
ADVERTISEMENT