Sejarah Hubungan RI-Israel: Operasi Alpha hingga Kunjungan Rahasia PM Rabin

15 Desember 2020 13:23 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Staf medis merayakan Hari Kemerdekaan Israel yang ke-72 di Yerusalem (29/4). Foto: REUTERS/Ronen Zvulun
zoom-in-whitePerbesar
Staf medis merayakan Hari Kemerdekaan Israel yang ke-72 di Yerusalem (29/4). Foto: REUTERS/Ronen Zvulun
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Media Israel, The Jerusalem Post, mengeklaim Indonesia akan membuka hubungan dengan Israel. Kabar ini sangat mengejutkan, sebab Indonesia diketahui sebagai pendukung kemerdekaan Palestina.
ADVERTISEMENT
Dalam berbagai kesempatan, hampir seluruh pejabat Pemerintah Indonesia selalu menegaskan pembukaan hubungan bilateral dengan Israel mustahil dilakukan sampai Palestina merdeka.
Oleh sebab itu kabar yang diembuskan The Jerusalem Post, dibantah Jubir Kemlu RI, Teuku Faizasyah. Ia menyebutkan bahwa Kemlu sama sekali tidak pernah menjalin komunikasi dengan Pemerintah Israel.
Meskipun tidak memiliki hubungan secara resmi, antara Indonesia dengan Israel ternyata terdapat momen-momen bersejarah . Untuk mengetahui lebih lanjut, kumparan merangkum perjalanan hubungan Indonesia dan Israel.

Operasi Alpha

Hubungan antara Indonesia dengan Israel pernah terjalin saat operasi rahasia yang dinamakan operasi Alpha di awal Tahun 1980-an.
Ilustrasi pesawat tempur Israel. Foto: JACK GUEZ/AFP
Pada operasi Alpha, pemerintah Indonesia membeli pesawat A-4 Skyhawk dari Israel sebanyak lebih dari 30 pesawat. Pembeliannya dilakukan secara rahasia karena Israel dengan Indonesia tidak memiliki hubungan diplomasi.
ADVERTISEMENT
Usai pembelian pesawat itu, penerbang TNI Angkatan Udara kemudian dilatih untuk menerbangkan pesawat Skyhawk di Israel dengan instruktur asal Israel pula.
Kerahasiaan Operasi Alpha kemudian terkuak setelah buku otobiografi karya Djoko Poerwoko berjudul “Menari di Angkasa” terbit. Djoko sendiri merupakan pilot yang dilatih untuk menerbangkan pesawat Skyhawk di Israel pada saat itu.

Kunjungan PM Israel ke Jakarta

Warga Israel menyalakan lilin berbentuk angka 25 untuk memperingati 25 tahun pembunuhan Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin di Tel Aviv, Israel. Foto: Corinna Kern/REUTERS
Pada 1993, Yitzhak Rabin, Perdana Menteri Israel di tahun 1974-1977, secara rahasia kemudian berkunjung ke Jakarta menemui Presiden Soeharto. Gus Dur, yang pada saat itu merupakan anggota MPR RI, menanggapi pertemuan mereka melalui jaringan jurnalis internasional.
Komentar Gus Dur kemudian menjadi pemicu perdebatan di kalangan umat Islam tentang hubungan Soeharto dengan Pemerintah Israel.
ADVERTISEMENT
Satu tahun setelah itu, Gus Dur diundang Rabin untuk jadi saksi perdamaian Israel dengan Yordania.
Rabin memanfaatkan hubungan perdagangan Israel dengan Indonesia untuk memulai misi kerja sama diplomatik. Melalui kunjungannya, ia berharap dengan Indonesia lebih banyak berperan pada diplomasi di Timur Tengah, dapat menjadi penengah dari ketegangan antara Israel dengan Palestina.

Dukungan Indonesia Terhadap Palestina

Menlu RI Retno Marsudi bersama Menlu Palestina Riyad Al-Maliki. Foto: Darin/kumparan
Sebelum adanya dua insiden tersebut, Indonesia telah menunjukkan ketidakinginannya menjalin kerja sama dengan Israel. Dukungan Indonesia kepada Palestina menjadi salah satu faktor tidak adanya hubungan diplomasi antara Indonesia dengan Israel.
Perjuangan Indonesia mendukung kemerdekaan Palestina telah dilakukan sejak pemerintahan Presiden Soekarno.
Dikutip dari Historia, pada Konferensi Asia-Afrika (KAA) yang digagas oleh Presiden Soekarno, Indonesia dan Pakistan menentang keras diikutsertakannya Israel dalam konferensi tersebut. Hal ini dipicu dengan kekhawatiran bahwa Israel dapat menyinggung bangsa Arab yang saat itu masih berjuang untuk kemerdekaannya.
ADVERTISEMENT