news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Sekjen PDIP: RI Butuh Produktif-Inovatif Dibanding Berkonflik di Dalam Negeri

10 Oktober 2020 10:16 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto dalam acara pengumuman cakada PDIP tahap V. Foto: PDIP
zoom-in-whitePerbesar
Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto dalam acara pengumuman cakada PDIP tahap V. Foto: PDIP
ADVERTISEMENT
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengungkapkan Indonesia saat ini lebih membutuhkan produktivitas dan inovasi dibandingkan berkonflik di negeri sendiri. Ia mengambil contoh sejumlah negara-negara maju, seperti Amerika dan Eropa, yang sudah lebih menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
ADVERTISEMENT
Hasto menilai Indonesia jangan sampai tertinggal dari negara lain dalam bidang-bidang tersebut. Hal inilah yang menjadi alasan dirinya mengambil studi doktoral di Universitas Pertahanan.
"Demi mendorong sebuah kesadaran betapa Indonesia lebih butuh menjadi produktif dan inovatif dibanding berkonflik sendiri di dalam negeri," kata Hasto dalam diskusi daring yang digelar Persatuan Insinyur Indonesia bertajuk 'Sudah Mapan Kok Sekolah Lagi', diungkap dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (10/10).
"Kalau kita lihat mengapa Amerika, Eropa Barat, selalu maju karena dia menguasai ilmu dasar dan tekonologi. Matematika, fisika, kimia, maka kita harus kuasai itu," tambah dia.
Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto di Acara Sekolah Partai Cakada PDIP angkatan I. Foto: PDIP
Ia kemudian bercerita bagaimana Presiden ke-1 RI Sukarno yang selalu memotivasi para insinyur agar bekerja lebih inovatif demi kemajuan bangsa. Contohnya dapat dilihat dari sejarah pembangunan Waduk Jatiluhur dan kawasan Semanggi.
ADVERTISEMENT
"Ketika merancang Semanggi, Bung Karno sampai marah pada insinyur kita. Kalau Bung Karno marah kemudian mengancam, saya akan datangkan orang asing kalau kamu enggak bisa. Kita merdeka melawan Belanda saja bisa, masak kamu bangun jembatan saya enggak bisa," tutur Hasto.
"Diancam dengan mendatangkan orang asing kemudian insinyur kita bekerja keras untuk menemukan sebuah cara untuk bisa punya kemampuan untuk penguasaan teknologi itu," jelas dia.
Presiden Indonesia pertama, Sukarno. Foto: wikimedia
Berkaca dari pengalaman Sukarno itulah Hasto meminta seluruh insinyur pembangunan di Indonesia dapat mematangkan potensi yang dimiliki negara. Sehingga, dapat mendorong Indonesia berdikari sesuai semangat Pancasila.
"Baik pangan, kita bisa mengolah ketela kita. Produksi dari CVO, energi, infrastruktur, pertahanan. Pancasila adalah sintesa peradaban dunia itu digagas secara khusus melalui perenungan yang mendalam bagi para pendiri bangsa," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Hasto juga mengutip pernyataan Bung Karno yang menyebut agama harus bersekutu dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pernyataan Bung Karno itu dinilai tepat menjadi acuan bangsa Indonesia saat ini.
"Kita negara yang begitu kaya raya negara, yang punya tugas sejarah menjadi pemimpin di antara bangsa bangsa, pemimpin negarawan yang luar biasa dan itu semua melalui ide. Jadi mengubah dunia, kata Bung Karno itu, melalui tiga cara. Dengan senjata, dengan modal, atau kapital dengan ide. Ide over opinion," tandas Hasto.
=====
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona