Selain Ciu, Bengawan Solo Juga Tercemar Limbah Peternakan

16 September 2019 15:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sungai Bengawan Solo. Foto: Wikimedia Commons.
zoom-in-whitePerbesar
Sungai Bengawan Solo. Foto: Wikimedia Commons.
ADVERTISEMENT
Aliran Sungai Bengawan Solo yang warnanya berubah hitam pekat dan berbau diduga karena tercemar limbah peternakan dan industri ciu. Air sungai itu kini berbahaya untuk dikonsumsi.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Jawa Tengah, Teguh Dwi Paryono, mengatakan kasus ini berawal dari PDAM Kabupaten Blora yang mengirim 66 surat ke DLHK Jateng karena IPA mereka tidak efektif lantaran ada pencemaran sejak 2 bulan lalu.
"Kami lakukan tindakan antara lain uji sampling. Hasilnya memang terdapat kandungan fosfat dan coli yang di ambang batas. Disimpulkan, ada buangan limbah industri dan juga peternakan," kata Teguh ditemui di kantornya di Semarang, Senin (16/9).
Teguh menjelaskan, chemical oxygen demand (COD) dan dissolved oxygen (OD) tinggi. Disinyalir, ada limbah peternakan yang langsung mengalir ke Bengawan Solo.
Di sisi lain, Teguh membeberkan, koordinasi dengan pemerintah daerah Ngawi, Jawa Timur, juga dilakukan lantaran wilayah tersebut masih satu aliran.
ADVERTISEMENT
Bahkan, akhir pekan lalu staf dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia juga sudah datang untuk melakukan sidak. Namun belum diketahui hasilnya.
"Kami pada 25 Agustus sudah cek, 10 September menunjukkan indikasi ada gelontoran terutama industri kimia dan ada peternakan di sepanjang Bengawan Solo yang memasukkan limbahnya tanpa IPAL," jelasnya.
Terkait perubahan warna hitam, lanjut Teguh, hal itu dikarenakan air mengandung timbal. Kandungan dalam aliran ini bisa menyebabkan kanker jika dikonsumsi terus menerus.
"Karena PDAM (Blora) sadar betul ini terlalu berbahaya, maka instalasi pengolahan air dihentikan," tegasnya.
Sementara itu, terkait kasus kedua yaitu pencemaran Bengawan Solo akibat limbah ciu, Teguh menyebut sebenarnya produsen ciu sudah memiliki instalasi pengolahan air limbah alias IPAL. Sayangnya, tidak berfungsi maksimal.
ADVERTISEMENT
"Memang di Solo ada industri UKM ciu, IPAL tidak optimal. Ini sedang kita rapatkan. Karena UKM maka lakukan pembinaan," kata Teguh.