Selain Luhut, Bamsoet Konsultasi ke Akbar dan Yapto Sebelum Mundur

3 Desember 2019 18:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bambang Soesatyo (kiri) memberikan keterangan pers terkait mundur dari pencalonan ketua umum Golkar di Sate Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (3/12). Foto: Maulana Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Bambang Soesatyo (kiri) memberikan keterangan pers terkait mundur dari pencalonan ketua umum Golkar di Sate Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (3/12). Foto: Maulana Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Bambang Soesatyo (Bamsoet) sudah resmi mengundurkan diri sebagai caketum Partai Golkar. Nasihat para senior Golkar menjadi salah satu alasan Bamsoet mundur, mulai dari Luhut Binsar Pandjaitan hingga Aburizal Bakrie.
ADVERTISEMENT
Selain dengan Luhut dan Ical, Bamsoet mengatakan berkonsultasi dengan tokoh senior Golkar lain yang merupakan Wakil Ketua Dewan Kehormatan Akbar Tandjung. Ia juga meminta nasihat dari tokoh di luar Golkar seperti Ketum Pemuda Pancasila Yapto dan Ketua Umum Forum Komunikasi Putra-Putri ABRI (FKPPI) Ponco Sutowo.
"Pagi saya laporkan situasi ke Pak Ponco. Tadi malam sampai jam 12 saya di tempatnya Pak Yapto. Sebelumnya, di tempatnya Mas Boby (Plt Ketua SOKSI) dan juga Pak Akbar tadi pagi saya minta nasihat," ujar Bamsoet dalam konferensi pers di Pakubuwono, Jakarta Selatan, Selasa (3/12).
Akhirnya, setelah konsultasi, ia mencapai kata sepakat dengan Airlangga Hartarto dan Luhut untuk mundur sebagai caketum Golkar. Pengunduran diri pun diumumkan sebelum munas dengan pertimbangan menjaga kekompakan Golkar.
Bambang Soesatyo mengembalikan formulir pendaftaran dan berkas pencalonan ketua umum Golkar ke DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Senin (2/12). Foto: Maulana Ramadhan/kumparan
"Saya sama Pak Luhut, Ical, dan Airlangga menyepakati dan menyarankan rekonsiliasi menyeluruh. Karena momentum sudah tepat nanti malam pembukaan," kata Bamsoet.
ADVERTISEMENT
Dalam konferensi pers tersebut, Bamsoet juga menegaskan 4 hal yang melatarbelakanginya mundur sebagai caketum Golkar. Pertama, situasi Golkar jelang munas yang makin panas.
"Kedua, situasi nasional yang membutuhkan situasi kondusif. Ketiga, yang sudah saya sampaikan tadi nasihat para senior. Keempat, semangat rekonsiliasi di antara dua tim, saya dan Airlangga yang sepakat untuk membangun," kelas Ketua MPR ini.
Bamsoet menjelaskan, soliditas Golkar diperlukan untuk mendukung pemerintahan Jokowi-Ma'ruf. Dukungan kepada menteri dari Golkar yang diberi tugas untuk membenahi ekonomi nasional diperlukan dari internal partai.
"Inilah pengorbanan saya dan menjaga komitmen Golkar untuk pemerintahan Jokowi-Amin. Ke depan, tak ada kubu pro Bamsoet atau Airlangga, yang ada pro Indonesia Maju," tutur Bamsoet.
ADVERTISEMENT