Selandia Baru Buka Perbatasan Secara Penuh pada Agustus 2022

11 Mei 2022 13:46 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bandara Auckland, Selandia Baru. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bandara Auckland, Selandia Baru. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Selandia akan membuka pintunya lebar-lebar bagi dunia pada Agustus mendatang. Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, mengumumkan pelonggaran pembatasan COVID-19 itu pada Rabu (11/5/2022).
ADVERTISEMENT
Pengamanan di perbatasan akan dicabut sepenuhnya pukul 11:59 pada 31 Juli. Wisatawan juga tak lagi perlu melakukan tes corona pra-keberangkatan.
"Selandia Baru sedang diminati dan sekarang sepenuhnya dibuka," tutur Ardern, dikutip dari AFP, Rabu (11/5/2022).
"[Keputusan] ini akan menjadi kabar gembira bagi keluarga, bisnis, dan komunitas migran kita. [Keputusan] ini juga memberikan kepastian dan waktu persiapan yang baik bagi maskapai penerbangan dan perusahaan kapal pesiar yang berencana kembali ke Selandia Baru pada puncak musim semi dan musim panas," imbuhnya.
Bandara Internasional Wellington. Wellington, Selandia Baru Foto: Shutter Stock
Ardern juga menyusun ulang kebijakan imigrasi. Dia berharap dapat menarik pekerja ke dalam sektor yang kekurangan staf. Sektor-sektor itu yakni teknik, kesehatan, dan teknologi informasi.
Bila membidik sektor tersebut, permohonan pekerja asing dapat dipercepat. Pengajuan bisa diproses dalam waktu 30 hari.
ADVERTISEMENT
Selandia Baru turut memperpanjang visa bagi sekitar 20.000 migran yang menempati negara itu. Pendidikan internasional kembali dibuka pula secara penuh. Langkah-langkah itu akan berlaku mulai 31 Juli.
"Dengan membantu meringankan kekurangan keterampilan yang mendesak, membuka pariwisata dan menempatkan pengaturan imigrasi kami pada pijakan yang lebih aman, kami membangun rencana kami yang telah terbukti untuk mengamankan masa depan ekonomi Selandia Baru," terang Ardern.
Orang-orang berpelukan di area kedatangan di Bandara Auckland, saat orang Australia mulai berdatangan, di Auckland, Selandia Baru (13/4/2022). Foto: TVNZ/Handout via REUTERS
Selama pandemi, Selandia Baru memberlakukan pembatasan perjalanan yang ketat. Pengunjung mancanegara perlu menjalani karantina selama dua pekan.
Mereka melewati proses itu di fasilitas-fasilitas yang dikelola pemerintah. Militer pun berpatroli area karantina tersebut.
Pemerintah kemudian mencabut aturan itu bagi warga negaranya. Pelancong dari negara-negara yang menikmati perjanjian bebas visa juga terbebas. Tetapi, sudut-sudut lain di dunia diminta menunggu sampai Oktober 2022.
ADVERTISEMENT
Menyaksikan keadaan ekonomi, Ardern memajukan rencana itu. Dia berencana menghidupkan kembali industri pariwisata yang tengah terpuruk.
Pariwisata sempat menjadi penghasil ekspor terbesar pra-pandemi di Selandia Baru. Sektor itu menghasilkan lebih dari NZD 16 miliar (sekitar Rp 146 triliun) per tahun. Pada 2019, negara tersebut menyambut 3,9 juta kedatangan asing.
Suasana di CBD Auckland sepi akibat lockdown untuk mengekang penyebaran wabah COVID-19, di Auckland, Selandia Baru, Kamis (26/8/2021). Foto: Fiona Goodall/Reuters
Namun, pandemi kemudian menghantam mereka. Negara itu telah mencatat 855 kematian terkait virus corona.
Walau penanganan COVID-19 di negara itu telah menuai pujian, para kritikus tetap memberikan kecaman.
Berbagai pihak memang menyebutnya sebagai yang terdepan di dunia. Selandia Baru membanggakan diri lantaran mendapati tingkat kematian akibat corona paling rendah di antara negara-negara maju.
Tetapi, para kritikus berkata lain. Mereka menjelaskan, sistem itu kurang fleksibel. Sehingga, ekonomi negara pun menerima imbasnya.
ADVERTISEMENT
Alhasil, Ardern perlu mencoba menerapkan kebijakan yang lebih longgar, di tengah semakin tingginya tingkat vaksinasi di Selandia Baru.