Selundupkan Muffin McDonald’s dari Bali, Turis Australia Didenda Rp 27 Juta

1 Agustus 2022 13:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
McDonald’s Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
McDonald’s Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Australia menjatuhkan denda sebesar AUD 2.664 (Rp 27 juta) bagi seorang pelancong yang tiba dari Indonesia akibat membawa hidangan McDonald’s.
ADVERTISEMENT
Pekan lalu, turis itu mendapatkan denda setibanya di Bandara Internasional Darwin. Anjing pendeteksi biosekuriti, Zinta, mengendus selundupan menggiurkan dalam tas miliknya.
Petugas kemudian menemukan berbagai barang berisiko, termasuk dua McMuffin dari cabang McDonald's di Bali. Otoritas akan mengadakan pengujian Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) sebelum memusnahkan produk-produk tersebut.
Penumpang itu diduga memberikan dokumen palsu dan menyesatkan ketika kembali ke Australia. Dia juga tidak menyatakan barang yang berpotensi menimbulkan risiko biosekuriti tinggi.
Menteri Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Australia, Murray Watt, mengungkap kabar tersebut. Dia menegaskan, tindakan pelancong itu mengancam status Australia yang bebas PMK.
"Ini akan menjadi makanan McDonald’s termahal yang pernah dibeli penumpang ini," ujar Watt, dikutip dari laman resmi Kementerian Pertanian Australia, Senin (1/8/2022).
ADVERTISEMENT
"Denda ini dua kali lipat biaya tiket pesawat ke Bali, tetapi saya tidak bersimpati kepada orang-orang yang memilih untuk tidak mematuhi langkah-langkah biosekuriti Australia yang ketat, dan deteksi terbaru menunjukkan bahwa Anda akan ditangkap," sambung dia.
Menteri Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Australia Murray Watt. Foto: Instagram/@murraypwatt
Watt mengungkapkan kekhawatiran atas perilaku teledor para pelancong. Sebab, PMK berisiko menelan biaya ekonomi hingga AUD 80 miliar (Rp 832 triliun) bagi Australia.
"Memprihatinkan bahwa terlepas dari semua komentar dan semua upaya dari industri, pemerintah dan orang lain, untuk mendidik orang tentang apa yang perlu dilakukan, sayangnya kami masih menemukan penumpang melakukan hal yang salah," jelas Watt, dikutip dari ABC News.
"Sayangnya, ada beberapa orang yang belum mendengar pesan itu dan itulah mengapa denda yang berat diperlukan," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Penemuan produk berisiko tersebut menyusul penemuan kasus PMK di empat provinsi, termasuk Bali. Arus pelancong yang berpergian antara kedua negara lantas memicu kekhawatiran bagi Australia.
Infografik Ciri-ciri Hewan Ternak Terjangkit PMK. Foto: kumparan
Pemerintah Australia telah meluncurkan upaya pertahanan senilai AUD 14 juta (Rp 145 miliar). Program itu meliputi anjing biosekuriti di Bandara Internasional Darwin dan Bandara Cairns.
Australia turut menggelar alas kaki untuk sanitasi di semua bandara internasional. Pihaknya juga mengirimkan dukungan bagi negara-negara tetangga, seperti Indonesia.
Australia telah mengadopsi undang-undang biosekuriti ketat. Pihak berwenang saat ini tengah berada dalam siaga tinggi setelah mewabahnya PMK di Indonesia.