Semakin Geram atas Tindakan Putin, Zelensky Desak PBB Cabut Hak Veto Rusia

22 September 2022 12:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Foto: Instagram/@zelenskiy_official
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Foto: Instagram/@zelenskiy_official
ADVERTISEMENT
Presiden Volodymyr Zelensky menuntut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menjatuhkan hukuman yang adil bagi Rusia atas serangan militernya di Ukraina.
ADVERTISEMENT
Menurut Zelensky, hukuman yang adil itu dapat berupa pencabutan hak veto Moskow di Dewan Keamanan PBB.
Hal itu ia sampaikan lewat sebuah pesan video yang ditayangkan di hadapan sidang Majelis Umum PBB pada Rabu (21/9). Sementara desakan itu muncul menyusul perintah terbaru pemerintah Moskow yang menyerukan warganya untuk mengikuti wajib militer. Imbauan ini dilakukan untuk pertama kalinya oleh Rusia sejak Perang Dunia II.
“Sebuah kejahatan telah dilakukan terhadap Ukraina, dan kami menuntut hukuman yang adil,” ujar Zelensky dalam pesan video tersebut, seperti dikutip dari Reuters.
Sesi Darurat Majelis Umum PBB di New York pada 2 Maret 2022. Foto: TIMOTHY A. CLARY/AFP
“Pengadilan khusus harus dibentuk untuk menghukum Rusia atas kejahatan agresi terhadap negara kami. Rusia harus membayar perang ini dengan aset-asetnya,” imbuhnya, seraya mengisyaratkan PBB untuk mencabut hak veto dari Rusia sebagai anggota Dewan Keamanan.
ADVERTISEMENT
Zelensky di akhir pidatonya memaparkan lima syarat perdamaian yang harus dipenuhi dan sudah bersifat mutlak.
Kelima syarat itu antara lain hukuman atas agresi Rusia, pemulihan keamanan dan integritas teritorial Ukraina, serta jaminan keamanan. Pidato diakhiri dengan tepuk tangan meriah dari para delegasi pemimpin negara dunia yang hadir.

Pertama Kali Sejak Perang Dunia II, Rusia Perintahkan Wajib Militer

Sebelumnya di hari yang sama, Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pidato yang disiarkan di televisi menyerukan perintah mobilisasi 300.000 warganya untuk mengikuti wajib militer (wamil).
Sejak meluncurkan operasi militer khususnya pada Februari lalu, Putin hanya mengerahkan tentara-tentara Rusia profesional untuk bertempur dengan pasukan Kiev.
Sekarang, warga sipil yang selesai menjalani wamil dalam waktu tertentu akan ikut dikerahkan ke medan perang untuk menjadi tentara cadangan. Dalam pidatonya itu, Putin juga mengumumkan langkah terbarunya untuk mencaplok empat provinsi di Ukraina.
ADVERTISEMENT
Sementara usai pengumuman wamil disiarkan di televisi, pencarian kata-kata ‘tiket’ dan ‘pesawat’ pun meningkat hingga dua kali lipat di Google. Pencarian ‘meninggalkan Rusia’ juga melonjak sampai seratus kali lebih banyak dari biasanya.
Seorang wanita mengangkat gambar Presiden Rusia Vladimir Putin saat aksi mendukung politisi oposisi Rusia Alexei Navalny di Moskow, Rusia. Foto: Maxim Shemetov/Reuters
Penerbangan keluar Rusia langsung terjual habis dan pemimpin oposisi Kremlin yang dipenjara, Alexey Navalny, menyerukan demonstrasi massal untuk menentang mobilisasi.
Menurut media pembela hak asasi manusia yang berbasis di Rusia, OVD-Info, lebih dari 1.300 orang telah ditahan dalam aksi protes pada Rabu malam berdasarkan laporan dari 38 kota.
Jumlah tersebut termasuk setidaknya 502 orang ditahan di ibu kota Moskow dan 524 di Saint Petersburg, kota terpadat kedua di Rusia.
Tak hanya itu, Putin dalam pidatonya juga menyinggung soal ancaman dari para pejabat negara-negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang ingin melawan Rusia dengan senjata nuklir.
Presiden Rusia Vladimir Putin berjabat menyaksikan parade militer Hari Kemenangan ke-77 di Lapangan Merah, Moskow, Rusia, Senin (9/5/2022). Foto: Sputnik/Mikhail Metzel/Pool via REUTERS
Putin dengan menantang ancaman itu dengan berkata bahwa Rusia juga memiliki senjata alat pemusnah dan tidak akan segan-segan untuk mengerahkan senjata nuklir demi mempertahankan kedaulatan negaranya.
ADVERTISEMENT
“Ketika integritas teritorial negara kami terancam, kami pasti akan menggunakan semua cara yang kami miliki untuk melindungi Rusia dan rakyat kami. Ini bukan gertakan,” tegas Putin.