Semarang Bantah Jadi Daerah dengan Angka Kasus COVID-19 Tertinggi

10 September 2020 0:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas medis menunjukkan hasil negatif pada alat diagnostik cepat (rapid test) COVID-19 usai memeriksa salah satu pedagang di Pasar Babadan, Semarang. Foto: ANTARA FOTO/Aji Styawan
zoom-in-whitePerbesar
Petugas medis menunjukkan hasil negatif pada alat diagnostik cepat (rapid test) COVID-19 usai memeriksa salah satu pedagang di Pasar Babadan, Semarang. Foto: ANTARA FOTO/Aji Styawan
ADVERTISEMENT
Jubir Satgas Percepatan dan Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menyebut Kota Semarang sebagai daerah dengan kasus positif terbanyak. Sebab, kata Wiku, jumlah kasus positif corona di Kota Semarang pada Selasa (8/9) sudah mencapai 2.591 orang.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal itu, Kadis Kesehatan Kota Semarang Moch Abdul Hakam mengaku baru menemukan sejumlah fakta baru terkait data tersebut. Ia menuturkan, di situs siagacorona.semarangkota.go.id hanya tercantum 507 kasus positif pada hari yang sama.
Usut punya usut, kata dia, terdapat 1.467 data pasien COVID-19 di pusat yang tidak ditemukan di Kota Semarang.
"Setelah kami cek, kami lakukan verifikasi dan kita lihat satu-satu. Ternyata dari 2.600 sekian data dari pusat, 1.467 data tidak kami ditemukan," ujar Abdul kepada wartawan, Rabu (9/9).
Selain itu, menurut Abdul, ia juga tidak menemukan puluhan data lain yang statusnya discarded.
"Ada 56 data yang discarded tapi datanya masih aktif di pusat. Padahal data yang aktif hanya ada 216," terangnya.
ADVERTISEMENT
Ia menjelaskan, ada beberapa hal yang menyebabkan data tersebut menjadi lebih banyak. Misalnya ada double data dan juga hasil data laboratorium yang masih kosong.
"Dari Sabtu sudah diberikan akses untuk memperbaiki, tapi kok data yang disampaikan pusat masih sama. Padahal, data yang sudah kami verifikasi sudah dipetakan itu sudah sampaikan ke provinsi dan kementerian," jelas Abdul.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi juga membenarkan perbedaan data tersebut. Menurutnya banyak data COVID-19 dari pusat yang belum disinkronkan dengan data yang terjadi di daerah.
"Setelah beberapa hari kami komunikasikan dan kami analisa, ternyata ada temuan-temuan yang kurang pas dengan data kami di Semarang," tandasnya.
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
ADVERTISEMENT