Senator AS Tuduh Turki Akan Manfaatkan INTERPOL untuk Tangkap Kritikus

19 November 2021 18:54 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Interpol. Foto: REUTERS/Edgar Su
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Interpol. Foto: REUTERS/Edgar Su
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Senator Amerika Serikat dari Negara Bagian Mississippi, Roger Wicker, menuding Turki akan menyalahgunakan Sidang Majelis Umum INTERPOL di Istanbul pada pekan ini.
ADVERTISEMENT
Turkish Minute melaporkan, Wicker menyinggung rezim otoriter--salah satunya Turki--kerap menyelewengkan Organisasi Polisi Kriminalitas Internasional (International Criminal Police Organization, INTERPOL).
Menurutnya, penyelenggaraan sidang tahunan INTERPOL di Kota Istanbul, Turki, ini menjadi pengingat bagaimana para “penjahat dan penganiaya” menggunakan organisasi ini untuk menghukum kritikus dan merusak hukum.
“Sangat mengerikan, INTERPOL memilih untuk menyelenggarakan Majelis Umum tahun ini di Turki. Turki merupakan salah satu penyalahguna terburuk dari sistem Red Notice dan Blue Notice INTERPOL,” tegas Wicker pada rapat Senat AS, Rabu (17/11), dikutip dari Stockholm Center for Freedom.
Senator Roger Wicker (R-Miss.), berbicara selama sidang nominasi Komite Lingkungan dan Pekerjaan Umum Senat untuk Michael Stanley Regan menjadi Administrator Badan Perlindungan Lingkungan di Washington. Foto: Caroline Brehman / POOL / AFP
Mengutip situs resmi INTERPOL, Red Notice adalah permintaan kepada komunitas internasional untuk membantu pencarian dan menangkap buronan yang akan diadili atau menjalani hukuman.
Sedangkan Blue Notice adalah permintaan untuk pencarian informasi tambahan mengenai orang yang dicari, seperti identitas, lokasi, atau kegiatan yang berhubungan dengan suatu tindak kriminal.
ADVERTISEMENT
“Turki berulang kali menjadikan INTERPOL senjatanya untuk persekusi dan menangkap para kritikus pemerintah, atas dakwaan yang bermotif politis. Jurnalis Can Dundar adalah contoh jelasnya,” tambah politikus Partai Republik ini.
Can Dundar adalah seorang jurnalis Turki yang ditangkap dan ditahan selama 92 hari pada 2015-2016 silam. Turki saat itu meminta INTERPOL untuk mengeluarkan red notice untuk menangkap Dundar.
Dundar ditangkap akibat melaporkan kejadian pencegatan truk-truk menuju Suriah, yang diduga milik badan intelijen Turki.
Polisi saat mengamankan peserta aksi yang protes usai Turki keluar dari perjanjian perlindungan perempuan di Istanbul, Turki. Foto: Murad Sezer/Reuters
Namun, Pemerintah Turki mengeklaim truk tersebut membawa bantuan kemanusiaan untuk etnis Turkmen di Suriah, yang saat itu tengah dihadapkan dengan situasi perang. Pencegatan itu, menurut Turki, diperintahkan oleh pengikut gerakan Gulen.
Gulen merupakan organisasi di Turki yang dilabeli sebagai organisasi teroris oleh rezim Erdogan.
ADVERTISEMENT
“Media Turki melaporkan, INTERPOL menolak hingga hampir 800 red notice yang dilayangkan oleh pemerintah Turki,” kata Wicker. Permintaan penangkapan itu sebagian besar menargetkan kritikus dan lawan politik pemerintahan Turki.
Wicker menegaskan, Turki berencana menggunakan sidang INTERPOL tahun ini untuk memperjuangkan tujuan-tujuan otoriter mereka.
Ia pun meminta Senat AS untuk tidak mengizinkan terjadinya penyalahgunaan lebih lanjut lagi. Ia lalu menuding, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berupaya menyuap pejabat INTERPOL demi mengejar lawan politiknya yang berada di luar negeri.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan di acara KTT Kuala Lumpur di Kuala Lumpur, Malaysia. Foto: Malaysia Department of Information/Handout via REUTERS
Pada 5 November lalu, Turki memberikan sejumlah hak khusus bagi pejabat INTERPOL yang menghadiri Sidang Umum INTERPOL nanti.
Contohnya adalah kekebalan diplomatik bagi tamu dan keluarganya, serta bebas pajak untuk hadiah dan barang-barang yang berhubungan dengan pertemuan di Istanbul ini.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan dari Stockholm Center for Freedom, Pemerintah Turki telah menggunakan sistem pemberitahuan internasional INTERPOL untuk menargetkan mereka yang mengkritik pemerintah.