Senjata Microwave Diduga Penyebab Sakit Misterius Para Diplomat AS

3 September 2018 11:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Polisi berjaga di Tiananmen (Foto: REUTERS/Thomas Peter)
zoom-in-whitePerbesar
Polisi berjaga di Tiananmen (Foto: REUTERS/Thomas Peter)
ADVERTISEMENT
Puluhan diplomat Amerika Serikat di Kuba dan China dalam setahun terakhir menderita penyakit misterius. Belakangan, para ilmuwan dan dokter menduga mereka diserang dengan menggunakan senjata gelombang mikro alias microwave.
ADVERTISEMENT
Dalam laporan New York Times (NYT) yang dikutip AFP, Minggu (2/9), lebih dari 30 diplomat dan keluarganya mengaku mendengar suara berfrekuensi tinggi di kamar hotel atau kediaman mereka sebelum sakit. Di antara gejala yang timbul adalah mual, sakit kepala parah, pusing, pingsan, masalah tidur, hingga kehilangan pendengaran.
Tim medis yang memeriksa 21 korban di Kuba awalnya tidak menyinggung soal senjata microwave sebagai penyebab penyakit tersebut dalam hasil penelitian yang diterbitkan di Jurnal Asosiasi Medis Amerika pada Maret lalu.
Namun salah satu peneliti utama, Douglas Smith, direktur Pusat Cedera dan Perbaikan Otak di University of Pennsylvania, kepada NYT mengatakan sekarang mereka menduga ada senjata microwave di balik penyakit misterius ini. Peneliti meyakini, para diplomat itu menderita gangguan otak akibat senjata itu.
Gedung Utama di Kuba (Foto: REUTERS/Stringer)
zoom-in-whitePerbesar
Gedung Utama di Kuba (Foto: REUTERS/Stringer)
"Semua orang pada awalnya skeptis, dan sekarang semuanya setuju ada sesuatu," kata Smith.
ADVERTISEMENT
Belum ada pernyataan dari Kementerian Luar Negeri dan FBI terkait temuan ini. Namun sakitnya para diplomat sempat memicu ketegangan diplomatik.
Pada September 2017, Amerika Serikat menarik lebih dari setengah staf mereka di Kedutaan Kuba dan mengusir 15 diplomat Kuba dari Washington. Sementara pada Juni 2018, AS menarik personel dari Guangzhou setelah menderita penyakit yang sama. Baik China dan Kuba membantah terlibat dalam peristiwa ini.
Suara sebagai Senjata
Menurut NYT, ide suara gelombang mikro digunakan sebagai senjata awalnya ditemukan oleh ilmuwan AS Allan Frey pada 1960. Akibat temuan ini, AS dan Uni Soviet sama-sama berupaya mengembangkannya sebagai senjata alternatif.
Soviet menyebut senjata itu dengan nama psikofisik atau psikotronik. Pada 1976, badan intelijen AS telah memperingatkan bahwa Soviet menggunakan senjata microwave untuk "mengganggu personel militer dan diplomatik".
Prajurit Angkatan Darat mendengarkan pidato Presiden Donald Trump, New York, Amerika Serikat (14/08/2018). (Foto: REUTERS/Carlos Barria)
zoom-in-whitePerbesar
Prajurit Angkatan Darat mendengarkan pidato Presiden Donald Trump, New York, Amerika Serikat (14/08/2018). (Foto: REUTERS/Carlos Barria)
Badan Keamanan Nasional AS (NSA) pada 2014 telah memperingatkannya. NSA mengatakan kekuatan asing telah membuat senjata untuk "mengepung kediaman target dengan microwave, menyebabkan efek fisik, termasuk kerusakan sistem syaraf."
ADVERTISEMENT
"Senjata ini berkemampuan untuk melemahkan, mengintimidasi, atau membunuh musuh tanpa meninggalkan bukti," ujar laporan NSA itu.
NYT melaporkan militer AS juga telah mengembangkan senjata microwave ini. Angkatan Udara AS malah telah mematenkan penemuan sinar pemancar untuk mengacaukan kepala musuh.
Berangkat dari teori Frey, peneliti di Angkatan Laut Amerika Serikat meneliti penggunaan microvawe untuk mengantarkan gelombang suara yang cukup kuat untuk melumpuhkan musuh. Tidak diketahui apakah senjata ini pernah digunakan AS atau tidak.