Serangan Iran ke Pangkalan AS Sengaja Dibuat Meleset

9 Januari 2020 10:01 WIB
comment
14
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rudan Iran yang ditembakkan ke pangkalan udara koalisi pimpinan Amerika Serikat di Irak. Foto: Iran Press / via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Rudan Iran yang ditembakkan ke pangkalan udara koalisi pimpinan Amerika Serikat di Irak. Foto: Iran Press / via REUTERS
ADVERTISEMENT
Serangan Iran pada Rabu dini hari ke pangkalan militer Amerika Serikat di Irak tidak menimbulkan korban jiwa. Menurut sumber intelijen, Iran sengaja membuat serangan itu melenceng agar situasi tidak semakin memanas.
ADVERTISEMENT
Hal ini disampaikan oleh sumber Reuters yang mengetahui informasi intelijen pemerintah AS dan Eropa, Rabu (8/1). Serangan Iran menghancurkan beberapa bangunan di pangkalan militer Ain al-Asad, provinsi Anbar dan sebuah fasilitas AS di Erbil.
Sumber kepada Reuters mengatakan Iran sengaja membuat serangan tersebut tidak memakan korban jiwa pasukan AS. Hal ini, menurut mereka, demi mencegah peningkatan ketegangan sehingga membuat situasi keamanan semakin tidak terkendali.
Foto satelit kondisi Pangkalan udara Al Asad di Irak usai di serang Iran. Foto: Planet/Handout via REUTERS
Serangan Iran adalah pembalasan atas pembunuhan Jenderal Qassem Soleimani, pemimpin Pasukan Quds, dan Abu Mahdi al-Muhandis, komandan milisi Syiah Hashed al-Shaabi yang disokong Iran.
"Mereka (Iran) ingin merespons, tapi hampir pasti tidak ingin situasi memanas," kata sumber di AS.
Jurnalis Norah O'Donnell dalam wawancara dengan Wakil Presiden Mike Pence mengkonfirmasi hal ini. Dia bertanya apakah Iran sengaja meluputkan sasaran serangan mereka. Pence menolak menjawabnya secara langsung.
ADVERTISEMENT
"Syukurlah tidak ada nyawa warga Amerika yang hilang. Apakah kita beruntung? Atau apakah Iran sengaja meleset?" tanya O'Donnell.
"Well, saya sampaikan bahwa fakta tidak ada nyawa warga Amerika yang hilang adalah kelegaan besar bagi presiden, bagi saya, bagi seluruh tim keamanan nasional kita, dan bagi seluruh warga Amerika," jawab Pence.