Serangan Rudal Hantam Zona Hijau Irak, Kedubes AS Jadi Sasaran

29 Juli 2021 16:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kedutaan Besar AS di zona Hijau di Baghdad, Irak. Foto: REUTERS/Stringer
zoom-in-whitePerbesar
Kedutaan Besar AS di zona Hijau di Baghdad, Irak. Foto: REUTERS/Stringer
ADVERTISEMENT
Setidaknya dua rudal menghantam Zona Hijau Baghdad, Irak, pada Kamis (29/7) dini hari. Beruntung, tak ada korban jiwa akibat kejadian tersebut.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, seorang petugas keamanan senior Irak mengatakan, rudal tersebut diluncurkan dari lingkungan permukiman Syiah di timur Baghdad.
Investigasi awal mengindikasikan, serangan udara tersebut menargetkan gedung Kedutaan Besar Amerika Serikat, tetapi gagal.
Menurut sejumlah saksi, satu rudal jatuh di sebuah lapangan parkir di dalam Zona Hijau, sementara rudal kedua menghantam lahan kosong yang tak jauh dari lokasi rudal pertama.
Serangan hari ini diluncurkan dua hari setelah Presiden AS, Joe Biden, dan Perdana Menteri Irak, Mustafa al-Khadimi, menyepakati perjanjian yang secara resmi mengakhiri misi tempur AS di Irak pada akhir 2021 mendatang.
Ilustrasi rudal. Foto: Nir Elias/REUTERS
PM Khadimi, beberapa waktu belakangan, menghadapi tekanan dari partai-partai sekutu di negara tetangga Iran serta kelompok paramiliter yang menolak adanya peran militer AS di Irak.
ADVERTISEMENT
Di awal bulan Juli, para diplomat serta pasukan AS di Irak dan Suriah menjadi target tiga kali serangan rudal dan drone.
Setidaknya 14 rudal pada salah satu serangan udara itu menghantam pangkalan udara Irak yang menampung pasukan militer AS. Akibatnya, dua orang tentara AS terluka.
Hingga saat ini, belum ada klaim pertanggungjawaban dari pihak mana pun. Tetapi, sejumlah pakar menduga, otak dari serangan ini merupakan bagian dari milisi-milisi sekutu Iran.
Zona Hijau Baghdad, Irak, merupakan rumah dari sejumlah gedung kedutaan besar negara-negara asing dan gedung pemerintahan. Zona ini sudah menjadi “langganan” serangan rudal oleh kelompok militan yang diduga didukung Iran.