Serba-Serbi Kasus Viral Calon Taruna Gagal Karena Positif Corona

9 Agustus 2020 7:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tes Kesamaptaan Jasmani Calon Taruna Akpol Foto: Indra Subagja/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Tes Kesamaptaan Jasmani Calon Taruna Akpol Foto: Indra Subagja/kumparan
ADVERTISEMENT
Seleksi penerimaan taruna Akademi Kepolisian (Akpol) menuai kisruh setelah sebuah utas yang dibuat akun @siap_abangjagoo viral di Twitter. Ia menceritakan pengalaman seorang calon yang gagal seleksi karena dinyatakan positif corona.
ADVERTISEMENT
Padahal secara nilai ia adalah yang terbaik di tingkat Provinsi Kepulauan Riau dengan berada di peringkat satu. Namun, impiannya masuk Akpol harus ia kubur setelah seorang panitia seleksi datang ke rumahnya menyatakan ia positif corona.
Karena tidak percaya dengan hal tersebut, ia melakukan swab test mandiri yang hasilnya negatif corona. Di dalam utasnya, penulis membeberkan bukti-bukti bahwa dia negatif corona.
Perbedaan hasil itu pun menimbulkan kecurigaan adanya kesengajaan. Untuk mengklarifiaksi kisruh yang terjadi sejumlah pihak angkat bicara. Berikut kumparan merangkumnya:

Akademi Kepolisian

Wakil Gubernur Akpol Brigjen Agus Salim mengatakan seleksi tersebut dilakukan oleh panitia daerah (panitia daerah). Sehingga Akpol tidak memiliki kewenangan menjelaskan secara rinci terkait kasus tersebut.
“Izin, kalau yang ini bukan urusan Akpol, karena penerimaan merupakan kewenangan panda,” kata Agus kepada kumparan lewat pesan singkat, Kamis (6/8).
Lulusan Taruna Akpol 2019. Foto: Dok. Polri
Menurut Agus calon taruna yang telah lulus seleksi di tingkat daerah akan kembali dites di Akpol oleh panitia pusat. Selama seleksi itu ada aturan catar dapat gugur karena positif corona.
ADVERTISEMENT
Dalam akun Twitter resmi Humas Akpol juga dijelaskan bahwa Akpol tidak terlibat dalam seleksi catar.
"Bahwa Akademi Kepolisian tidak terlibat dalam proses rekruitmen calon taruna (Catar), karena kedudukan Akademi Kepolisian sebagai unsur pelaksana pembentukan Perwira Polri," tulis akun Twitter @humas_akpol saat dilihat Jumat (7/8).
Selain itu juga dijelaskan bahwa dalam kaitan pelaksanaan seleksi tingkat pusat, Akademi Kepolisian hanya menjadi tempat pelaksanaan seleksi tersebut. Sehingga kasus yang viral tersebut menjadi tanggung jawab Staf Sumber Daya Manusia (SSDM) Polri. Informasi itupun sudah disampaikan ke pihak SSDM Polri.
Akpol berharap segera ditemukan titik terang. Sehingga nama baik korps Bhayangkara tidak tercoreng.

Lemdiklat Polri

Kalemdikpol Komjen Arief Sulistyanto menjelaskan program masuk Akpol sepenuhnya bukan berada di bawah kendali Lemdiklat. Ia mengatakan tugas Lemdiklat hanya menerima taruna hasil seleksi untuk dilaksanakan pendidikan. Sehingga tidak ikut melaksanakan seleksi.
Kalemdiklat Polri Komjen Pol Arief Sulistyanto beri arahan pada 203 siswa SPN Polda Riau. Foto: Dok. Istimewa
"Kegiatan seleksi penerimaan anggota Polri pada semua jenis dan level pendidikan adalah program dari SSDM Polri," tegas Arief kepada wartawan, Jumat (7/8).
ADVERTISEMENT

Polda Kepri

Kabid Humas Polda Kepri Kombes Pol Harry Golden Hardt membantah postingan tersebut. Ia mengatakan, panitia telah sangat transparan dalam seleksi calon taruna Akpol.
“Yah itu hak yang bersangkutan untuk memberikan penilaian,” kata Golden kepada kumparan, Kamis (6/8).
“Panitia seleksi sudah bekerja dengan sangat transparan,” imbuhnya.

BTKLPP Batam

Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Batam menjadi pihak yang bertanggung jawab menerima sampel swab dan tes PCR para calon Taruna Akpol asal Batam sebelum diberangkatkan ke Semarang.
Ketua BTKL PP Kota Batam, Budi Santosa menjelaskan pihaknya pada 29 Juli 2020 menerima 43 sampel dari RS Bhayangkara. Sampel itu dilengkapi data peserta dan fotocopy KTP.
"Kemudian Pada tanggal 30 Juli 2020 hasil telah keluar dan di publish serta dikirim pada tanggal 31 Juli 2020," ucap Budi.
ADVERTISEMENT
Budi menjamin tidak ada kekeliruan dari hasil tersebut karena selama pemeriksaan di laboratorium sampel diberi ID dan label berdasar nomor laboratorium. Pemeriksaan juga dilakukan di laboratorium yang tertera dalam surat Kemenkes.
Petugas melakukan swab test untuk pelacakan pada klaster industri di Kabupaten Bekasi. Foto: Humas Pemprov Jabar
Namun, Budi tidak menampik adanya perbedaan hasil dengan hasil laboratorium lain. Hal itu menurutnya bisa saja terjadi karena sifat dari virus corona sendiri.
"Lab BTKL PP telah melakukan Pemeriksaan sampel untuk kasus COVID-19 ini hampir 12.000 sampel dan masa inkubasinya COVID-19 ini adalah 1 sampai dengan 14 hari ke depannya, jadi kemungkinan hasilnya dapat berubah atau pun tidak itu bisa saja terjadi, karena hal ini berkaitan dengan daya tahan tubuh seseorang selama masa inkubasi tersebut," kata Budi.

Mabes Polri

Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono mengatakan penerimaan catar Akpol di masa pandemi COVID-19 harus mengedepankan protokol kesehatan. Calon tersebut dapat gugur karena dinyatakan positif corona.
ADVERTISEMENT
“Peserta harus bebas COVID-19 yang dinyatakan dengan hasil swab oleh gugus tugas dan RS Bhayangkara serta IDI,” kata Argo.
Kadiv Humas Masbes POLRI, Brigjen Pol Argo Yuwono. Foto: Dok. Poldi
Argo mengatakan merasa kehilangan catar terbaik karena kasus positif corona. Apalagi hal yang sama juga terjadi di beberapa Polda lain seperti Polda Metro Jaya dan Polda Jawa Timur.
“Juga ada yang dipulangkan karena hasil swab positif. Kalau tetap dipaksakan diberangkatkan seleksi di Pusat, dikhawatirkan akan mempengaruhi peserta yang lain untuk tertular COVID-19,” demikian Argo.
Meski begitu, Polri, ujar Argo mendoakan dan membuka peluang selebar-lebarnya untuk mencoba kembali pada pembukaan Akpol di tahun yang akan datang.
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)