Serba-serbi OTT KPK ke Bupati Musi Banyuasin

17 Oktober 2021 8:40 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex (ketiga kanan) dengan menggunakan rompi tahanan KPK berjalan menuju mobil tahanan usai menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Sabtu (16/10/2021). Foto: Aprillio Akbar/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex (ketiga kanan) dengan menggunakan rompi tahanan KPK berjalan menuju mobil tahanan usai menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Sabtu (16/10/2021). Foto: Aprillio Akbar/Antara Foto
ADVERTISEMENT
KPK melakukan operasi tangkap tangan (OTT) di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, Jumat (15/10) malam. Operasi senyap tersebut terkait dengan kasus dugaan suap.
ADVERTISEMENT
Sejumlah pihak diamankan oleh KPK dalam OTT tersebut. Salah satunya Bupati Musi Banyuasin (Muba), Dodi Reza Alex Noerdin.
"Sejauh ini ada sekitar 6 orang di antaranya Bupati Kabupaten Muba dan beberapa ASN dilingkungan Pemkab Muba," kata Plt juru bicara KPK Ali Fikri, Sabtu (16/10).
Mantan Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin (tengah) menjawab pertanyaan wartawan seusai menjalani pemeriksaan di Kejaksaan Agung. Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Dodi Reza merupakan anak dari mantan Gubernur Sumatera Selatan, Alex Noerdin. Dia menjabat Bupati Muba periode 2017-2022.
Dodi terjerat kasus dugaan suap berhubungan dengan proyek infrastruktur pada Dinas PUPR di Kabupaten Musi Banyuasin.
"Iya berkaitan proyek PUPR," kata Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron.
Saat terjaring OTT KPK Dody tidak sendirian. Dia ditangkap bersama lima orang pejabat di Musi Banyuasin.
Wakil Ketua KPK lainnya Alexander Marwata dalam konferensi pers, Sabtu (16/10) menjelaskan, saat OTT tim KPK menemukan uang senilai Rp 1,5 miliar yang berada di ajudan Bupati bernama Mursyid. Diduga uang tersebut adalah suap proyek di Musi Banyuasin.
ADVERTISEMENT
"Turut diamankan uang yang ada pada MRD (ajudan Bupati) Rp 1,5 miliar," ucap Alex.
Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex berada di dalam mobil tahanan KPK usai menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Sabtu (16/10/2021). Foto: Aprillio Akbar/Antara Foto
Menurut Alex, uang itu tersimpan dalam tas merah di dalam kendaraan yang digunakan ajudan bupati. Mobil itu sempat turut diamankan ke Gedung KPK bersamaan dengan bupati dan ajudannya tersebut.
Ketika itu, tim KPK mencurigai tas yang berada di dalam mobil tersebut. "Kami minta ajudan tadi membawa tas itu ketika dibuka isinya Rp 1,5 miliar," ungkap Alex.
Untuk ajudan bupati yang bernama Mursyid, ia sempat turut diamankan dalam OTT. Namun, ia tidak turut menjadi tersangka dalam kasus tersebut.

Diduga Terima Suap Rp 270 Juta

Penyidik KPK menunjukkan barang bukti milik tersangka dalam konferensi pers penahanan pejabat Kabupaten Musi Banyuasin di Gedung KPK, Jakarta, Sabtu (16/10/2021). Foto: Aprillio Akbar/Antara Foto
Alex menjelaskan, kasus suap yang menjerat Dodi diduga terkait proyek infrastruktur di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba). Dodi diduga mengatur proyek di Dinas PUPR dengan imbal sejumlah uang.
ADVERTISEMENT
Suap diduga sebagai fee karena perusahaan Suhandy mendapat 4 proyek di Dinas PUPR, yakni:
"Total komitmen fee yang akan diterima oleh DRA dari SUH dari 4 proyek dimaksud sejumlah sekitar Rp 2,6 miliar," kata Alex Marwata.
Sebagian uang sudah diserahkan kepada Dodi Reza Alex Noerdin melalui Herman Mayori dan Eddi Umari. Transaksi diduga terjadi pada Jumat (15/10).
KPK mendapat informasi ada transfer uang dari perusahaan milik Suhandy kepada rekening salah satu keluarga Eddi Umari. Uang kemudian ditarik secara tunai lalu diberikan kepada Eddi Umari lalu kepada Herman Mayori untuk diserahkan ke Dodi Reza.
ADVERTISEMENT
Pada hari itu, KPK mengamankan Herman Mayori di sebuah tempat ibadah di Musi Banyuasin. Ditemukan uang Rp 270 juta yang dibungkus kantong plastik pada saat penangkapan itu.
Herman Mayori, Eddi Umari, dan Suhandy langsung diamankan serta diperiksa di Kantor Kejaksaan Tinggi Sumsel. Secara terpisah, KPK juga menangkap Dodi Reza yang sedang berada di Jakarta.