Serba-serbi Pangeran MBS Jabat Perdana Menteri Kerajaan

29 September 2022 6:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pangeran MbS menyaksikan pengambilan sumpah secara virtual sejumlah dubes, termasuk Inas binti Ahmed Al Shawan sebagai dubes untuk Swedia dan Islandia. Foto: Kemlu Arab Saudi
zoom-in-whitePerbesar
Pangeran MbS menyaksikan pengambilan sumpah secara virtual sejumlah dubes, termasuk Inas binti Ahmed Al Shawan sebagai dubes untuk Swedia dan Islandia. Foto: Kemlu Arab Saudi
ADVERTISEMENT
Pangeran Mohammed bin Salman atau Pangeran MBS ditunjuk Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz atau Raja Salman sebagai Perdana Menteri Kerajaan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Raja Salman juga menunjuk putra keduanya Pangeran Khalid, ditunjuk menjadi Menteri Pertahanan yang sebelumnya dijabat MBS.
Keputusan itu tertuang dalam dekrit kerajaan yang dikeluarkan pada Selasa (27/9).
"Perombakan itu membuat putra lainnya, Pangeran Abdulaziz bin Salman, sebagai menteri energi," kata dekrit kerajaan, dilansir Reuters dari SPA.
Sedangkan Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud menjabat Menteri Luar Negeri. Menteri Keuangan dijabat oleh Mohammed al-Jadaan dan Menteri Investasi tetap dijabat Khalid al-Falih.
Tugas Putra Mahkota MBS sebagai Perdana Menteri Arab Saudi
Presiden Amerika Serikat Joe Biden melakukan pertemuan dengan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman di Jeddah, Arab Saudi. Foto: Mandel Ngan/Pool via REUTERS
Peran baru MBS dikatakan akan sejalan dengan tugas-tugas perwakilan yang sebelumnya diberikan oleh Raja Salman. MBS akan mewakili kunjungan resmi ke luar negeri dan memimpin pertemuan puncak yang diselenggarakan oleh Arab Saudi.
ADVERTISEMENT
Putra mahkota berusia 37 tahun itu sudah bertanggung jawab atas banyak tugas utama kerajaan, termasuk dalam sektor ekonomi, pertahanan, minyak, dan keamanan internal.
"Yang Mulia putra mahkota, berdasarkan perintah raja, sudah mengawasi badan eksekutif utama negara setiap hari, dan peran barunya sebagai perdana menteri ada dalam konteks itu," terang seorang pejabat yang menolak disebutkan namanya, dikutip dari Reuters, Rabu (28/9).
PM Arab Saudi biasanya memimpin rapat Dewan Menteri Arab Saudi (Majlis al-Wuzarāʾ) atau Kabinet Arab Saudi. Walaupun terdapat perombakan, Raja Salman akan terus memimpin rapat tersebut.
Dewan itu mengelola masalah eksekutif dan administratif Kerajaan Arab Saudi. Tugasnya berkisar dari kebijakan luar negeri dan dalam negeri, pertahanan, keuangan, kesehatan, dan pendidikan.
ADVERTISEMENT
Menjadikan putra mahkota sebagai PM adalah langkah yang tidak biasa di Arab Saudi. Tetapi, pihaknya pernah menempuh langkah itu ketika menunjuk Putra Mahkota Faisal al-Saud pada 1950-an.
Keputusan tersebut memicu perebutan kekuasaan yang menyebabkan abdikasi Raja Saud. Analis menerangkan, skenarionya kini berbeda. Arab Saudi justru menyelesaikan pertanyaan pelik terkait protokol, mengingat tugas-tugas yang selama ini telah dijalankan oleh MBS.
"[MBS] telah melalui fase perebutan kekuasaan dan memenangkannya, jadi yang terjadi sekarang adalah lebih banyak regularisasi otoritasnya," papar pakar politik Arab Saudi di Universitas Birmingham, Umar Karim, dikutip dari AFP.
Profil Pangeran Khalid bin Salman, Menhan Baru Saudi Pengganti Pangeran MBS
Wakil Menteri Pertahanan Saudi Pangeran Khalid bin Salman bertemu dengan Menteri Pertahanan Mark Esper di Pentagon pada 29 Agustus 2019. Foto: Manuel Balce Ceneta/AP Photo
Pangeran Khalid ditunjuk sebagai Menhan Arab Saudi menggantikan MBS yang naik menjadi Perdana Menteri.
ADVERTISEMENT
Khalid adalah anak dari pernikahan Raja Salman dan istri ketiganya, Fahda binti Falah Al Hithlain. Khalid lahir pada 1988, membuatnya menjadi putra kesembilan dan anak kesepuluh Raja Salman.
Fahda sendiri melahirkan enam anak dalam pernikahannya tersebut. Mereka adalah Pangeran MBS, Pangeran Khalid, Pangeran Turki, Pangeran Nayef, Pangeran Bandar, dan Pangeran Rakan.
Khalid memamerkan portofolio yang mengagumkan, terutama terkait sektor pertahanan. Disadur dari SPA, dia memperoleh gelar sarjana ilmu penerbangan dari King Faisal Air Academy.
Khalid kemudian melanjutkan pendidikannya di Amerika Serikat (AS). Dia mendapatkan sertifikat program keamanan nasional dan internasional dari Universitas Harvard. Khalid juga mempelajari bidang peperangan elektronik tingkat lanjut di Paris, Prancis.
Setelah lulus dari King Faisal Air Academy, dia bergabung dengan Angkatan Udara Kerajaan Arab Saudi (RSAF).
ADVERTISEMENT
Dia memulai kariernya dengan menerbangkan pesawat T-6 Texan dan T-38 di Pangkalan Angkatan Udara Columbus di Negara Bagian Mississippi, AS.
Khalid mulai menerbangkan F-15 S pula dengan Skuadron ke-92 Sayap ke-3 RSAF di Pangkalan Udara King Abdulaziz di Dhahran, Arab Saudi. Dia juga diangkat sebagai Tactical Intelligence Officer.
Khalid membanggakan jam terbang yang mencapai hampir seribu jam, serta pengalaman berperan dalam misi melawan ISIS dalam upaya Koalisi Internasional. Sepanjang tugasnya, dia dianugerahi berbagai penghargaan seperti South Shield Medal, Battle Medal, Excellence Medal, dan Abdullah's Sword Medal.