Simulasi vaksinasi di Puskesmas Cikarang

Serba-serbi Pengadaan Vaksin Corona yang Akan Dipakai di Indonesia

30 Desember 2020 6:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi vaksin Novavax. Foto: Dado Ruvic/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi vaksin Novavax. Foto: Dado Ruvic/REUTERS
ADVERTISEMENT
Pemerintah akan mengejar herd immunity dengan memberi vaksin corona pada sekitar 180 juta masyarakat Indonesia. Demi mewujudkan ini, pemerintah terus mengupayakan pengadaan sekitar 400 juta dosis vaksin.
ADVERTISEMENT
Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan ada 4 jenis vaksin yang akan dipakai dan didatangkan dari 4 negara.
"Total 400 juta dosis vaksin, 100 jutaan akan didatangkan dari China (Sinovac), 100 jutaan dari Novavax yaitu perusahaan Amerika-Kanada," ujar Budi Gunadi Sadikin.
"Kemudian 100 jutaan akan didatangkan dari AstraZeneca dari London, Inggris, dan 100 jutaan lagi didatangkan Pfizer, perusahaan gabungan Jerman-Amerika," tambah dia.
Yang sudah tiba pertama dan akan dipakai pertama adalah vaksin Sinovac. Lalu pada bulan Maret kemudian tiba vaksin Novavax dari AS. Setelah itu vaksin AstraZeneca, Pfizer, dan Moderna.
Berikut jadwal kedatangan vaksin corona di Indonesia:
Sinovac: Desember 2020 hingga Januari 2022
Novavax: Juni 2021 hingga Maret 2022
ADVERTISEMENT
COVAX/GAVI: Kuartal II 2021-Kuartal I 2022
AstraZeneca: Kuartal II 2021-Kuartal I 2022
Pfizer: Kuartal III 2021-Kuartal I 2022
Petugas medis (kanan) menyimulasikan pemberian vaksin COVID-19 di Puskesmas Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (19/11). Foto: Fakhri Hermansyah/ANTARA FOTO
Budi Gunadi berharap, 4 jenis vaksin ini datang secara bertahap dan segera diberikan kepada 180 juta masyarakat. Menurutnya, terkait perkembangan pengadaan 4 jenis vaksin ini, pemerintah sudah menandatangi kontrak dengan Sinovac untuk 125 juta dosis vaksin dan bisa ditambah.
"Kita juga sudah menandatangani kontrak dengan Novavax sebesar 130 juta, di mana ada fungsi dan porsi yang kita ambil, ada porsi untuk opsi (penambahan)," kata dia.
Selain itu dalam waktu dekat pemerintah akan menandatangani kontrak dengan AstraZeneca dan BioNTech Pfizer.

Vaksin Sinopharm Tak Akan Dipakai di Indonesia

Budi Gunadi Sadikin memaparkan, kini Sinopharm tak masuk rencana pemerintah. Tetapi vaksin pabrikan AS yang masuk rencana yakni Novavax.
ADVERTISEMENT
"Nanti ada pembelian dengan opsi tertentu," kata Budi.
Belum dijelaskan lebih lanjut mengapa Sinopharm tak jadi dipakai. Namun ada informasi hal tersebut karena G42 di UEA lebih memprioritaskan kebutuhan dalam negeri.
Padahal, dalam Permenkes yang diteken Menkes sebelumnya Terawan Agus Putranto, Novavax tak masuk dalam daftar 5 vaksin impor yang akan dipakai di Indonesia. Mereka adalah Sinopharm, Sinovac, Moderna, AstraZeneca, dan Pfizer.
"Kita sudah kontrak dengan Novavax 135 juta juga ada opsi porsi," kata Budi Sadikin.
Novavax akan tiba bertahap mulai Maret 2021. Novavax adalah vaksin yang berasal dari pabrikan di Amerika Serikat.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden

Kelompok Prioritas Vaksin Corona di RI: Nakes hingga Petugas Publik

Budi Gunadi Sadikin mengatakan, vaksinasi pertama akan diberikan kepada tenaga kesehatan. Totalnya, ada 1,3 juta orang.
ADVERTISEMENT
"Tahap pertama adalah vaksinasi ke tenaga petugas kesehatan, health workers, di Indonesia ada 1,3 juta orang di 34 provinsi," ujar Budi.
Kelompok yang menjadi prioritas penerima vaksin lainnya yakni petugas publik yang berinteraksi langsung dengan masyarakat. Dalam datanya, akan ada 17,4 juta petugas publik yang akan disuntik vaksin.
"Kedua, kita akan berikan ke public workers, petugas publik, sekitar 17,4 juta orang," kata dia.
Lansia juga menjadi kelompok prioritas penerima vaksin. Saat ini Kemenkes mencatat ada 21,5 juta lansia yang akan menerima vaksin corona.

Budi Gunadi Pastikan Lansia di Atas 60 Tahun Dapat Vaksin Corona

Budi Gunadi Sadikin memastikan kelompok lansia juga akan diberi vaksin. Menurutnya, kelompok lansia baru akan mendapat vaksinasi pada tahap ketiga.
ADVERTISEMENT
Pemberian vaksin corona ini juga sudah berkonsultasi dengan Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI).
"Tahap ketiga (vaksinasi), lansia di atas 60 tahun, yang jumlahnya sekitar 21,5 juta orang," ujar Budi.
Sementara pada tahap pertama vaksinasi, kata Budi Gunadi, akan lebih diprioritaskan pada tenaga kesehatan yang berjumlah 1,3 juta orang dan tahap kedua pada 17,4 juta petugas publik.
"Nanti masyarakat normal sesudah itu akan diimunisasi," imbuhnya.
Budi Gunadi lantas menjelaskan alasan lansia baru mendapat vaksin corona pada tahap ketiga dan berbeda dari tahapan di negara lain.
"Di beberapa negara, tahapan kedua berbeda, ada yang berdasarkan umur, di kita public workers dulu. Mengapa? karena kita butuh waktu untuk memastikan bahwa vaksin yang bisa digunakan nanti bisa berlaku di atas 60 tahun," jelasnya.
ADVERTISEMENT

GAVI Sediakan Vaksin Corona Gratis untuk RI, Antara 16 Juta Atau 100 Juta Dosis

Indonesia sudah mendapatkan komitmen pengadaan vaksin corona dibantu oleh GAVI COVAX, yakni kerja sama pengembangan vaksin antara WHO dengan Aliansi Vaksin Dunia (GAVI).
Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, kerja sama bersama GAVI ini akan berbentuk pemberian vaksin gratis untuk 3-20 persen dari jumlah penduduk.
"Angkanya masih bergerak berapa dosis yang bisa diberikan ke Indonesia. Tapi rangenya sekitar 3 persen dari populasi atau 16 juta dosis, sampai 20 persen dari populasi atau sekitar 100 juta dosis," jelas Budi Gunadi di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (29/12).
Mengingat jumlah bantuan pengadaan vaksin ini masih belum pasti, Budi memastikan pemerintah tetap meneken kontrak dengan sejumlah kandidat vaksin COVID-19 lainnya. Seperti Sinovac, AstraZeneca, Pfizer hingga Moderna.
ADVERTISEMENT
"Tapi kalau misalnya vaksin dari GAVI ini belum bisa terdeliver sesuai jadwal yang kita inginkan, kita sudah amankan suplai dari perusahan-perusahaan tersebut secara bilateral," lanjut Budi.
Dengan adanya teken kontrak kerja sama dengan kandidat vaksin yang sudah dan akan dilakukan, ditambah dengan bantuan GAVI COVAX, maka pemerintah bisa mengamankan hingga 660 juta vaksin corona.

RI Urutan ke-114 Pembeli Vaksin Pfizer

Menurut sumber kumparan, sebenarnya di awal-awal, Indonesia menjadi negara prioritas penerima vaksin Pfizer. Bahkan masuk daftar nomor 4 negara prioritas. Ini merupakan hasil dari diplomasi vaksin yang dilakukan pemerintah.
Namun, ternyata eksekusi mendapatkan vaksin pfizer itu lamban. Pemerintah, dalam hal ini Kemenkes yang masih dipimpin Terawan Agus Putranto, kurang cepat dalam menandatangani kontrak kerja sama, yang akhirnya belum bisa membayar uang muka.
ADVERTISEMENT
Sementara dalam waktu yang sama, banyak negara yang berburu vaksin Pfizer ini. Akibatnya, saat ini Indonesia tergeser ke urutan 114. Itu artinya, vaksin Pfizer akan bisa didapatkan Indonesia dalam waktu yang masih lama.
Seorang anggota ASB (Arbeiter-Samariter-Bund) menyerahkan botol berisi vaksin Pfizer-BioNTech COVID-19 di pusat vaksinasi di Bad Windsheim, Jerman, Sabtu (26/12). Foto: Hannibal Hanschke/REUTERS
kumparan sudah berupaya mengkonfirmasi Terawan terkait hal ini. Namun hingga berita ini dirilis belum ada jawaban. Namun, juru Bicara Vaksinasi Corona Kemenkes dr Siti Nadia Tarmidzi, dengan tegas membantahnya. "Kan hanya isu ya," kata Nadia.
Ia juga menampik, pemerintah dalam hal ini Kemenkes telat melobi pihak Pfizer sehingga Indonesia tidak mendapat prioritas.
"Sampai saat ini masih dijajaki ya oleh Bio Farma," ungkap Nadia.
Bio Farma menyebut selalu siap melakukan tugasnya apabila pemerintah sudah memiliki surat kontrak dengan Pfizer.
Petugas medis memberikan surat vaksinasi COVID-19 kepada warga saat simulasi di Puskesmas Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (19/11). Foto: Fakhri Hermansyah/ANTARA FOTO

Vaksin Corona Boleh untuk Anak-anak Tunggu Izin dari BPOM

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Budi Gunadi Sadikin menyebut sudah ada vaksin corona untuk lansia dan akan dipakai di Indonesia. Tetapi muncul pertanyaan, bagaimana dengan anak-anak di bawah 16 atau 18 tahun?
"Peluang vaksin bagi anak, yang menentukan apakah vaksin dipakai di usia bawah, itu ada di BPOM," kata Budi.
Ia menyebut sudah berkomunikasi dengan BPOM terkait hal ini. Kemenkes masih akan melihat data scientific uji klinis di luar negeri juga.
"Memang kebanyakan practicesnya di luar negeri vaksin ini ada yang diberikan di atas 18 tahun, ada yang di atas 16 tahun," tutur dia.
Menurutnya, uji klinis masih bersifat dinamis. Nanti progresnya akan selalu disampaikan pula oleh BPOM apakah mungkin ada vaksin corona untuk anak-anak.
ADVERTISEMENT
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten