Serbia Bayar Warga yang Mau Disuntik Vaksin COVID-19 Setara Rp 431 Ribu

7 Mei 2021 15:53 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang wanita mendapat suntikan vaksin corona di pusat perbelanjaan Usce, di Beograd, Serbia, Kamis (6/5). Foto: Marko Djurica/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Seorang wanita mendapat suntikan vaksin corona di pusat perbelanjaan Usce, di Beograd, Serbia, Kamis (6/5). Foto: Marko Djurica/REUTERS
ADVERTISEMENT
Cara unik dipakai Serbia agar warga mau divaksin COVID-19. Pemerintah akan membayar 25 euro setara Rp 431 ribu bagi siapa pun yang mau disuntik vaksin. Nilai ini setara 5 persen dari rata-rata gaji bulanan masyarakat setempat.
ADVERTISEMENT
Presiden Serbia Aleksandar Vucic mengatakan, pemberian uang adalah hadiah bagi warga yang dianggap bertanggung jawab dalam penanganan pandemi COVID-19.
Syarat mendapat uang hanya warga itu sudah berusia 16 tahun ke atas. Mereka menerima uang jika setidaknya sudah satu kali divaksin. Program ini berlaku sampai 31 Mei 2021 mendatang.
Orang-orang mengantre untuk mendapatkan suntikan vaksin corona di pusat perbelanjaan Usce, di Beograd, Serbia, Kamis (6/5). Foto: Marko Djurica/REUTERS
"Kami pertimbangkan untuk memberi hadiah bagi mereka yang menunjukkan tanggung jawab dan memutuskan adanya tambahan dana bagi mereka yang sudah divaksin," kata Vucic seperti dikutip dari Saudi Gazette.
Serbia kini menjadi negara pertama di dunia yang membayar warganya yang mau divaksin.
Program itu diluncurkan demi memperluas vaksinasi di Serbia yang angkanya masih kecil dibanding negara lain. Banyak warga Serbia masih ragu soal keamanan vaksin COVID-19.
Seorang wanita mendapat suntikan vaksin corona di pusat perbelanjaan Usce, di Beograd, Serbia, Kamis (6/5). Foto: Marko Djurica/REUTERS
Keraguan itu menjadi batu sandungan terhadap target besar Vucic. Dia ingin 55 persen warga sudah divaksin sampai akhir Mei nanti.
ADVERTISEMENT
Sampai saat ini baru 22 persen dari populasi tujuh juta warga Serbia yang sudah mendapat vaksin dosis penuh.
Serbia telah membeli jutaan dosis vaksin dari sejumlah pabrikan, termasuk Sputnik V dan Sinopharm.