Setahun Corona di DIY: Pasien Pertama Balita hingga Guru Besar UGM Meninggal

2 Maret 2021 13:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana pemakaman Guru Besar Farmakologi UGM Prof Iwan Dwiprahasto yang positif corona. Foto: Dok. UGM
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pemakaman Guru Besar Farmakologi UGM Prof Iwan Dwiprahasto yang positif corona. Foto: Dok. UGM
ADVERTISEMENT
Pandemi corona di Indonesia tepat satu tahun jika merujuk pernyataan Presiden Jokowi saat mengumumkan dua kasus konfirmasi corona pertama di Indonesia. Kasus demi kasus berikutnya kemudian muncul di daerah lain, tak terkecuali di Daerah Istimewa Yogyakarta atau DIY.
ADVERTISEMENT
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X mengumumkan kasus corona pertama di DIY pada 15 Maret 2020. Kasus pertama ini adalah seorang balita berusia 3 tahun.
"Betul, satu masih anak-anak (positif corona). yang lain itu minta untuk diperiksa tapi belum ada pernyataan resmi apa dia positif atau tidak," kata Sultan, waktu itu.
RSUP Dr Sardjito menjelaskan bahwa balita laki-laki berusia 3 tahun itu baru saja pulang dari Kota Depok, tempat di mana pasien positif virus corona kasus nomor 1 di Indonesia terpapar.
Dokter Spesialis Anak dan Spesialis Paru Anak RSUP Dr Sardjito dr Amalia Setyati mengatakan pasien ini masuk ke RSUP Sardjito pada Senin (9/3/2020). Pasien ini merupakan rujukan dari PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
"Pasien ini adalah pasien yang kita rawat dari kemarin. Dia itu umur 3 tahun. Tanggal 27 Februari sampai 3 Maret berkunjung ke Kota Depok. Namun pada analis dia tidak ada kontak yang positif (virus corona) sebelumnya," kata Amalia waktu itu.
Suasana ruang isolasi di RSUP Dr Sardjito. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Amalia menjelaskan meski tidak ada kontak dengan orang yang positif corona, tetapi ketika pulang dari Depok balita itu mengalami batuk dan pilek.
"Riwayat berkunjung ke daerah kota yang ada positifnya, maka dia termasuk pasien dalam pengawasan memang ada gejala batuk, pilek, demam, dan sesak napas," kata dia.
ADVERTISEMENT
Dia menjelaskan balita tersebut telah menjalani tes corona lanjutan sebanyak 2 kali. Setelah dinyatakan negatif, dia sudah diperbolehkan pulang.
"Selamat siang teman-teman. Kabar gembira hari ini. Kasus 1 (balita 3 tahun) telah dinyatakan negatif 2 kali. Kondisi sehat dan telah diperbolehkan pulang oleh RSUP Sardjito," kata Berty, waktu itu.

Profesor Iwan Dwiprahasto

Setelah balita, pasien kedua corona di DIY diumumkan Sri Sultan di tengah tinjauan di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) di Bantul, Rabu 18 Maret 2020.
Universitas Gadjah Mada (UGM) kemudian mengkonfirmasi bahwa pasien yang tengah dirawat adalah Guru Besar UGM Profesor Iwan Dwiprahasto.
"Izinkan kami menyampaikan pengumuman sore hari ini. Menindaklanjuti pengumuman hasil positif dari Gubernur DIY, pengumuman dari RSUP Sardjito dan media massa terkait sakitnya salah satu guru besar UGM Prof dr Irwan Dwiprahasto," kata Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Alumni UGM, Paripurna Poerwoko Sugarda.
ADVERTISEMENT
"Dengan ini atas persetujuan keluarga UGM mengonfirmasikan, atas nama rektor, bahwa beliau saat ini sedang dalam perawatan di rumah sakit karena COVID-19 (corona)," ujarnya.
Setelah melalui perjuangan yang panjang Prof Iwan Dwiprahasto meninggal dunia. Guru besar farmakologi itu mengembuskan napas terakhirnya Selasa 24 Maret 2020 pada pukul 00.04 WIB di RSUP Sardjito.
"Telah berpulang ke Rahmatullah, Prof Iwan Dwiprahasto bin Oetomo Moestidjo dalam usia 58 tahun pada Selasa 24 Maret 2020 pukul 00.04 WIB di RS Sardjito Yogyakarta " Jelas Kabag Humas dan Protokol UGM, Iva Ariani.
Kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito Banu Hermawan menjelaskan bahwa Prof Iwan memiliki penyakit bawaan. Tak pelak virus corona yang ada di dalam tubuh memperparah kondisi Prof Iwan.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi Banu tidak bisa membeberkan penyakit bawaan apa yang diderita Prof Iwan. Menurutnya itu merupakan rahasia medis yang harus dijaga.
"Mohon maaf terkait rahasia medis, saya tidak bisa matur (bilang)," kata Banu.
Suasana pemakaman Guru Besar Farmakologi UGM Prof Iwan Dwiprahasto yang positif corona. Foto: Dok. UGM
Dua kasus tersebut merupakan cerita awal kasus corona di DIY. Setelah itu, sederet kasus konfirmasi lainnya terus terjadi. Dari data Pemda DIY hingga 1 Maret 2021 tecatat kasus konfirmasi corona mencapai 27.967 kasus. Dari jumlah itu, 5.236 merupakan kasus aktif.
Sementara itu, kasus sembuh di DIY mencapai 22.049 kasus. Untuk case recovery rate mencapai 78,84 persen dan case fatality rate 2,44 persen.
Suasana kampung-kampung di Kota Yogyakarta saat PPKM Mikro. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Sejumlah kebijakan pun diterapkan Pemda DIY mulai dari Tanggap Darurat Corona, Pengetatan Secara Terbatas Kegiatan Masyarakat (PSTKM), hingga Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berbasis mikro.
ADVERTISEMENT