Setelah 20 Tahun di-Blacklist, Prabowo Akhirnya Tiba di Amerika Serikat

15 Oktober 2020 16:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menhan AS Mark T Esper berbincang dengan Menhan Prabowo dalam sebuah acara di Bangkok, 20 Agustus 2020. Foto: Twitter/@EsperDoD
zoom-in-whitePerbesar
Menhan AS Mark T Esper berbincang dengan Menhan Prabowo dalam sebuah acara di Bangkok, 20 Agustus 2020. Foto: Twitter/@EsperDoD
ADVERTISEMENT
Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto akhirnya tiba di Amerika Serikat, Kamis (15/10). Ini akan menjadi kunjungan historis, lantaran Prabowo sudah 20 tahun terakhir ini di-blacklist oleh AS karena diduga terlibat pelanggaran HAM di tahun 1998.
ADVERTISEMENT
"Sudah (sampai di AS hari ini)," ucap Jubir Menhan Dahnil Anzar Simanjuntak saat dikonfirmasi kumparan, Kamis (15/10).
Namun, kunjungan Prabowo ini memantik protes dari organisasi non-pemerintah, Amnesty Internasional. Mereka bahkan meminta pemerintah AS untuk membatalkan visa dan kunjungan Prabowo.
"Kami menulis surat ini untuk mengungkapkan keprihatinan kami yang amat besar mengenai pemberian visa Departemen Luar Negeri AS kepada Prabowo Subianto untuk datang ke Washington DC untuk bertemu Menteri Pertahanan AS, Mark Esper, dan Ketua Gabungan Kepala Staf AS, Jenderal Mark Milley, pada 15 Oktober," tulis Direktur Nasional, Advokasi dan Urusan Pemerintahan Amnesty International USA, Joanne Lin, di situs resminya.
Pejabat Kemenhan AS (Pentagon) James H. Anderson menemui Menhan Prabowo Subianto di Jakarta (18/9). Foto: Twitter/@Dept of Defense US
Sebenarnya, penolakan organisasi pembela HAM dunia itu bukan tanpa sebab. Pasalnya, salah satu alasan Prabowo di-blacklist pemerintah AS pada tahun 2000 adalah karena ia diduga terlibat pelanggaran HAM di tahun 1998.
ADVERTISEMENT
Saat itu, Prabowo yang hendak menghadiri wisuda anaknya, Didit Hediprasetyo, di Boston tiba-tiba dilarang masuk. Tidak ada kejelasan pasti soal penyebab pelarangan tersebut. Hingga pada tahun 2012, kepada Reuters, Prabowo mengaku ia dituduh terlibat kasus HAM.
Prabowo saat itu dituduh menjadi biang keladi kerusuhan yang menewaskan ratusan orang setelah mertuanya, Presiden ke-2 RI Soeharto, digulingkan. Namun, Prabowo membantah mentah-mentah tudingan itu.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto saat menghadiri acara peresmian patung Presiden Pertama RI Soekarno di Magelang, Jumat (7/2). Foto: Paulina Herasmarinandar/kumparan
Berdasarkan catatan Amnesty International, pada tahun 1998, Komandan Kopassus itu dianggap berperan dalam hilangnya para pegiat politik. Bahkan, keterlibatan Prabowo di kerusuhan 1998 juga diterima oleh AS melalui sebuah dokumen rahasia tentang kondisi Indonesia di masa pra-reformasi.
Dokumen yang dirilis Arsip Keamanan Nasional (NSA) itu berisi percakapan Prabowo dengan asisten Menlu AS saat itu, Stanley Roth, melalui telegram pada tahun 1997. Dalam pesan itu, Prabowo menyebut Soeharto sebagai sosok yang pintar namun sering tidak bisa memahami tekanan dan masalah dunia.
Presiden ke-2 RI Soeharto. Foto: AFP
"Akan lebih baik jika Soeharto mundur pada Maret 1998 dan negara ini bisa melakukan proses transisi kekuasaan secara damai. Entah proses itu terjadi Maret atau perlu beberapa tahun lagi, kepemimpinan Soeharto akan berakhir," ucap Prabowo dalam dokumen tersebut.
ADVERTISEMENT
Setelah 20 tahun berlalu sejak Prabowo gagal hadir di momen istimewa anak semata wayangnya di Boston, undangan baginya untuk hadir ke AS datang setelah ia menjadi Menteri Pertahanan. Bahkan, Prabowo diundang langsung oleh Menhan AS Mark Esper.
"Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto diundang oleh Pemerintah Amerika Serikat melalui Menteri Pertahanan Amerika Serikat Mark Esper untuk berkunjung ke Amerika Serikat pada tanggal 15-19 Oktober 2020," ujar Dahnil melalui keterangan tertulisnya, Kamis (8/10).
Di AS, Prabowo akan bertemu dengan Menhan Mark Esper di markas mereka, Pentagon. Selain menjalin kerja sama dengan Kemenhan AS, Prabowo juga akan menemui pejabat lain untuk membicarakan perjanjian di bidang pertahanan.
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
ADVERTISEMENT