Setelah Diancam Hizbullah, Akhirnya Pemerintahan Lebanon Terbentuk

22 Januari 2020 10:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perdana Menteri Lebanon, Hassan Diab. Foto: REUTERS/Mohamed Azakir
zoom-in-whitePerbesar
Perdana Menteri Lebanon, Hassan Diab. Foto: REUTERS/Mohamed Azakir
ADVERTISEMENT
Pemerintahan Lebanon akhirnya terbentuk pada Selasa (22/1) dengan Hassan Diab sebagai Perdana Menteri. Pembentukan pemerintahan ini setelah mendapatkan desakan dari kelompok Syiah Hizbullah dan para sekutunya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya sejak Oktober, Lebanon tidak memiliki pemerintahan setelah Saad al-Hariri menyatakan mengundurkan diri. Semenjak itu, Hariri sebagai tokoh Sunni Lebanon menjabat sebagai PM sementara. Ketiadaan pemerintahan memicu protes besar-besaran, semakin menghancurkan perekonomian Lebanon.
Diberitakan Reuters, Diab telah dipilih oleh Hizbullah dan Presiden Michel Aoun untuk menggantikan Hariri sejak bulan lalu. Namun penetapan kabinet selalu molor, setidaknya hingga pekan ini.
Perdana Menteri Lebanon, Hassan Diab. Foto: REUTERS/Mohamed Azakir
Diab membentuk kabinet baru berisikan 20 menteri ahli dari berbagai kubu. Untuk pertama kalinya dalam sejarah Lebanon, negara itu memiliki menteri pertahanan perempuan, Zeina Akar. Selain Zeina, ada lima menteri perempuan lainnya.
Ghazi Wazni, ahli ekonomi yang ditunjuk sebagai menteri keuangan harus bergerak cepat memperbaiki perekonomian Lebanon. Sementara Nassif Hitti, mantan duta besar Lebanon untuk Liga Arab, ditunjuk jadi Menteri Luar Negeri.
ADVERTISEMENT
Diancam Hizbullah
Sebelumnya penetapan kabinet baru Lebanon maju-mundur, selalu lewat dari tenggat waktu. Menurut sumber Reuters yang dekat dengan pemerintahan Lebanon, kabinet akhirnya terbentuk setelah mendapatkan ancaman dari Hizbullah.
Sebagai kelompok bersenjata terbesar Lebanon yang disokong Iran, Hizbullah memiliki daya tawar yang tinggi. Para sekutunya, termasuk Gerakan Patriotik Bebas pimpinan Presiden Aoun harus manut.
Kembang api ditembakkan kearah polisi saat protes terhadap elit penguasa yang dituduh mengarahkan Libanon menuju krisis ekonomi di Beirut. Foto: REUTERS/Mohamed Azakir
Sumber Reuters mengatakan, Hizbullah memberikan ancaman agar para sekutunya segera menyepakati kabinet, jika tidak akan ada konsekuensinya. Tidak disebutkan konsekuensi yang dimaksud.
Diab mengatakan pemerintahannya adalah "tim penyelamat" yang akan memenuhi tuntutan para demonstran. Dia akan melakukan kunjungan ke negara-negara Arab, terutama negara Teluk, untuk mencari dukungan.
Namun dengan citra Hizbullah di belakang Diab, dia dikhawatirkan sulit mendapat dukungan. Selain disokong Iran, Hizbullah juga masuk daftar organisasi teroris negara-negara Barat.
ADVERTISEMENT
"Jelas tidak akan mudah bagi pemerintahan seperti ini meyakinkan dunia luar untuk membantu Lebanon," kata Nabil Boumonsef, wakil pemimpin redaksi koran An-Nahar.
Ketiadaan tokoh Sunni di kepemimpinan Lebanon juga dikhawatirkan memicu lagi konflik sektarian. Namun Hariri dan partainya, Gerakan Masa Depan, serta partai oposisi lain seperti Partai Kekuatan Kristen Lebanon dan Partai Progresif Sosialis menyatakan mendukung.
"Pemerintahan apapun lebih baik dari pada kekosongan kekuasaan, karena apa yang akan datang akan lebih sulit," kata Walid Jumblatt, pemimpin Partai Sosialis Progresif.