Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
Imam besar Indonesia di masjid New York, Shamsi Ali, pada Kamis (12/11) mengunggah kejanggalan sebuah perusahaan investasi Syariah asal Amerika Serikat. Dia mengatakan, perusahaan tersebut mencoba membangun kebohongan di Indonesia dengan menjual nama "Syariah dan Amerika Serikat".
ADVERTISEMENT
Perusahaan yang dimaksud adalah Syariah Indonesia LLC dari perusahaan Sinergi Stern Investindo (SSI) yang berbasis di New York dengan CEO-nya Hartadinata Harianto . Melalui Twitter dan broadcast WhatsApp, Shamsi mengatakan Hartadinata telah membangun kebohongan di Indonesia.
"Harusnya berhati-hati dan diverifikasi sebelum melakukan kerja sama dengan siapa pun. Anak yang disebut di berita itu telah membangun kebohongan di Indonesia," kata imam besar Jamaica Islamic Center ini.
Hartadinata Harianto pernah menjadi pemberitaan di Indonesia. Saat masih berusia 18 tahun, dia diganjar penghargaan dua Rekor MURI. Ia dinobatkan sebagai motivator pendidikan termuda di Indonesia dan WNI pertama yang meraih IPK 4.0 di Bard High School Early College (BHSEC), New York, Amerika Serikat (AS).
ADVERTISEMENT
Terakhir, Harta mengunjungi Universitas Padjadjaran dalam rangkaian acara Harta Talks: Muda, Inovatif, Berkarya di Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Senin (9/12). Di kampus itu, Harta bercerita tentang prestasinya yang menjadi CEO Stern Resources Group, perusahaan investasi di Amerika Serikat, kala berusia 24 tahun.
Shamsi mengatakan, mudah saja mendaftarkan perusahaan di AS, asal punya sosial security. Bisa melalui situs Departemen Perdagangan atau ke akuntan. "Kita bisa punya nama perusahaan dan menjual ke orang-orang," tulis Shamsi.
"Apa yang disebutkan kalau anak ini sudah banyak membangun hotel, dll. adalah kebohongan. Alamat kantornya saja tidak ada. Pernah ada wartawati berusaha ketemu dan mewawancarai dia. Tapi dia berkelit menghindar akhirnya sampai saat ini belum ketemu," kata Shamsi lagi.
ADVERTISEMENT
Salah satu kejanggalannya adalah tanggal pendirian perusahaan. Shamsi memperlihatkan tangkapan layar pendaftaran tiga perusahaan di New York oleh Hartadinata. Dua perusahaan itu didaftar hanya selang sehari, yakni pada 10 dan 11 Desember 2018. Lalu pada 28 Agustus, Syariah Indonesia LLC didaftarkan, di alamat yang sama.
Di Indonesia, Sinergi Stern Investindo, LLC, beralamat di Plaza Simatupang, Jakarta Selatan. Sementara di New York beralamat di 2nd Floor Patterson.
Kejanggalan lainnya adalah alamat fiktif di kantor New York. Ketika dihubungi kumparan, Shamsi mengatakan di New York alamat tersebut palsu.
"Kantornya kita cari tidak ada. Perusahaan yang dia daftar tidak ada usaha riil di lapangan. Alamat yang dicantumkan di registrasi itu alamat agen yang membantu dia mendaftar. Nomor telepon juga tidak jalan. Alamatnya juga alamat NH, itu restoran Thai," kata Shamsi kepada kumparan.
ADVERTISEMENT
Imam berusia 52 tahun ini mengaku telah lama mendengar Hartadinata mempromosikan punya perusahaan besar di AS. Tapi ketika itu dia menganggapnya biasa. Namun Shamsi merasa perlu bersuara ketika perusahaan tersebut mulai merambah Indonesia dan coba memasuki bisnis Syariah.
"Tapi belakangan saya lihat semakin agresif cari investor, termasuk pengusaha Syariah. Maka saya cari tahu perusahaannya. Ternyata perusahaannya tidak ada kantor di NY. Nomor telepon juga nomor HP Ayahnya," ujar Shamsi.
Shamsi menduga Hartadinata mendirikan perusahaan di New York untuk meyakinkan investor di Indonesia untuk menanamkan modalnya. Setelah menggunakan jargon "Amerika" di perusahaannya agar terlihat berprestise, kemudian Hartadinata menggunakan jargon "Syariah" untuk memanfaatkan bisnis yang tengah booming di Indonesia saat ini.
ADVERTISEMENT
"Kita cek nama perusahaan diakui di registrasi usaha di NY. Ternyata dia telah mendaftarkan 4 perusahaan untuk dijadikan umpan bagi investor di Indonesia," lanjut dia lagi.
"Sekarang masuk pesantren, menjual Syariah, cari investor, dan lain-lain....untuk memudahkan menjual Nama itu bagi masyarakat Muslim yang semangat dengan Syariah saat ini," kata pemuka agama kelahiran Sulawesi ini.
Shamsi sendiri mengaku pernah menjadi korban penipuan ayah Hartadinata, Richard Harianto, senilai lebih dari Rp 60 juta. Korbannya tidak hanya Shamsi, melainkan ada beberapa orang lainnya.
"Dulu bapaknya namanya, Richard Harianto, pernah menipu banyak orang. Mengumpulkan uang dari beberapa orang (investment) untuk mendirikan channel TV di US. Ternyata juga kebohongan," ujar Shamsi.
kumparan telah mendatangi kantor Sinergi Stern Investindo (SSI), LLC, di Plaza Simatupang untuk melakukan konfirmasi. Resepsionis bernama Lia mengatakan Hartadinata tengah berada di New York. Dirut SSI ismail R harahap, kata Lia, juga sedang tidak ada di kantor. Kontak pribadi kedua petinggi SSI tidak diberikan.
ADVERTISEMENT