Siapa Penantang Putin pada Pilpres Rusia 2024?

15 Maret 2024 12:51 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kombinasi gambar empat kandidat yang mencalonkan diri dalam pemilihan presiden Rusia 2024 mendatang. Foto: AFP
zoom-in-whitePerbesar
Kombinasi gambar empat kandidat yang mencalonkan diri dalam pemilihan presiden Rusia 2024 mendatang. Foto: AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemilihan Umum Presiden Rusia akan diselenggarakan pekan ini, pada 15-17 Maret. Hampir dapat dipastikan pemilu kali ini kembali dimenangkan oleh Presiden Vladimir Putin.
ADVERTISEMENT
Ia akan menjadi pemimpin Rusia dengan masa jabat paling lama setelah Josef Stalin (1929-1953). Putin telah menjabat sejak 1999 dan dapat tetap berkuasa hingga 2030. Jika mencalonkan diri lagi, hingga tahun 2036.
Meski Putin diperkirakan akan menang mudah, terdapat tiga penantang yang ikut maju dalam pilpres Rusia tahun ini. Berikut profil singkat calon yang ikut serta dan beberapa nama yang sempat mencalonkan diri:
NIKOLAI KHARITONOV
Nikolai Kharitonov (tengah), calon presiden Partai Komunis Rusia, dan pemimpin Partai Komunis Gennady Zyuganov menghadiri upacara pengiriman konvoi bantuan kemanusiaan di wilayah Moskow pada (5/2/2024). Foto: Natalia Kolesnikova / AFP
Seorang Anggota Majelis Rendah Parlemen Rusia (Duma Negara), Kharitonov, adalah kandidat resmi dari Partai Komunis. Ia selalu menempati posisi kedua sejak ikut serta di pemilu tahun 2000. Warga Siberia berusia 75 tahun ini memperoleh 13,8% suara pada pemilu 2004.
Survei bulan Februari menunjukkan bahwa hanya sekitar 4% warga Rusia yang siap memilihnya. Kharitonov mendukung operasi militer khusus Rusia di Ukraina yang diinisiasi Putin. Namun ia sempat menentang beberapa kebijakan dalam negeri Partai Rusia Bersatu yang pro-Putin.
ADVERTISEMENT
LEONID SLUTSKY
Kandidat presiden, pemimpin Partai Liberal-Demokrat Rusia (LDPR) Leonid Slutsky mempresentasikan program pemilihannya di Moskow pada 21 Februari 2024. Foto: Natalia Kolesnikova / AFP
Pemimpin Partai Demokrat Liberal Rusia (LDPR) yang ultra-nasionalis, Slutsky, adalah seorang Anggota Senior Duma Negara. Ia menggantikan posisi veteran LDPR, Vladimir Zhirinovsky, yang meninggal pada 2022.
Slutsky (56) sering tampil di TV pemerintah tempat ia menyuarakan pandangan anti-Barat. Ia berusaha memanfaatkan popularitas mendiang pendahulunya dengan berkampanye atas nama Partai Demokrat.
Sebuah lembaga survei, pada Februari, mengatakan sekitar 4% warga Rusia memihaknya.
Dia selalu berbicara tentang perlunya Rusia memenangkan perang di Ukraina dan pentingnya menjaga harga pangan tetap rendah. Tahun 2018, sekelompok jurnalis perempuan menuduh Slutsky melakukan pelecehan seksual. Komisi parlemen membebaskan dia dari tuduhan, sementara para penuduhnya menduga adanya pemutihan.
VLADISLAV DAVANKOV
Kandidat presiden dari partai Rakyat Baru Vladislav Davankov mempresentasikan program pemilihannya pada konferensi pers di Moskow pada (15/2/2024). Foto: Natalia Kolesnikova / AFP
Berusia 40 tahun, Davankov adalah penantang termuda Putin tahun ini. Ia merupakan Wakil Ketua Majelis Rendah Parlemen (Duma Negara) dan anggota parlemen dari Partai Rakyat Baru. Hasil survei bulan Februari menunjukkan 5% warga Rusia akan memberikan suara untuknya pada pilpres tahun ini.
ADVERTISEMENT
Politisi ini dikenal sebagai seorang liberal yang menyerukan "perdamaian dan perundingan", tetapi pada dasarnya selalu mendukung Putin. Davankov juga telah menerima berbagai penghargaan negara, salah satunya dari Putin. Dia juga mengatakan tidak akan mengkritik lawan politiknya.
Beberapa nama yang sempat mencalonkan diri:
ALEXEI NAVALNY
Bunga dan potret pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny ditempatkan di monumen korban penindasan politik setelah kematiannya, di Saint Petersburg, Rusia, Jumat (16/2/2024). Foto: Stringer/REUTERS
Navalny meninggal pada usia 47 tahun di koloni penjara Arktik pada bulan Februari. Ia merupakan oposisi utama sekaligus kritikus keras terhadap Putin dan perang Ukraina.
Pendukung Navalny menuduh Putin membunuhnya, namun Kremlin membantah. Navalny juga sempat menuduh Putin meracuninya pada 2020. Kremlin menyebut Navalny sebagai ekstremis yang didukung AS untuk mengacaukan stabilitas Rusia.
BORIS NADEZHDIN
Boris Nadezhdin. Foto: REUTERS/Shamil Zhumatov
Nadezhdin adalah seorang politisi veteran berusia 60 tahun. Ia sempat menjalankan kampanye jangka panjang dan membawa nilai anti-perang, namun Komisi Pemilihan Umum Pusat (CEC) mendiskualifikasi pada bulan Februari. Ia menyebut operasi militer khusus di Ukraina sebagai "kesalahan fatal" dan mengatakan akan mengakhirinya melalui negosiasi.
ADVERTISEMENT
Pemerintahan Putin pun cukup khawatir ketika puluhan ribu orang Rusia menandatangani petisi yang mengharuskannya mencalonkan diri. Namun kritikus Kremlin mengatakan Nadezhdin bahkan tidak diizinkan berkampanye dan mengumpulkan tanda tangan tanpa izin pihak berwenang.
Nadezhdin dianggap gagal mengumpulkan 100.000 tanda tangan sah yang diperlukan untuk menjadi seorang kandidat. Sejak saat itu, dia tidak berhasil menggugat diskualifikasi dirinya di Mahkamah Agung.
YEKATERINA DUNTSOVA
Yekaterina Duntsova, politisi independen berusia 40 tahun yang menyatakan niatnya untuk mencalonkan diri dalam pemilihan presiden 2024, tiba di Komisi Pemilihan Umum Pusat untuk menyerahkan dokumen, di Moskow pada 20 Desember 2023. Foto: Vera Savina / AFP
Mantan jurnalis TV, Yekaterina Duntsova (40) juga ingin mencalonkan diri sebagai presiden. Ia menyerukan diakhirinya konflik di Ukraina dan pembebasan tahanan politik.
Ketika Duntsova mengumumkan pencalonannya pada November 2023, para komentator menganggapnya sebagai orang yang gila, berani, atau hanya bagian dari rencana Kremlin untuk menciptakan kesan kompetisi.
Petugas pemilu mendiskualifikasi dia pada Desember lalu dengan alasan "banyak pelanggaran" dalam surat-surat yang dia serahkan untuk mendukung pencalonannya.
ADVERTISEMENT