Sidang Tahunan MPR Dihadiri Fisik dan Virtual 363 dari 711 Anggota

16 Agustus 2021 10:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua MPR Bambang Soesatyo menyampaikan pidato pengantar dalam rangka sidang tahunan MPR di Ruang Rapat Paripurna, Komplek Parlemen, Jakarta, Jumat (14/8). Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Ketua MPR Bambang Soesatyo menyampaikan pidato pengantar dalam rangka sidang tahunan MPR di Ruang Rapat Paripurna, Komplek Parlemen, Jakarta, Jumat (14/8). Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketua MPR Bambang Soesatyo membuka Sidang Tahunan MPR dalam rangka menyambut HUT ke-7 RI. Bamsoet, sapaannya, menyebut sidang kali ini dihadiri 363 anggota dari 711 anggota MPR.
ADVERTISEMENT
"Sampai saat ini hadir 363 anggota dari 711 anggota MPR, DPR, DPD, baik yang diundang hadir secara fisik maupun secara virtual, dan telah menandatangani daftar hadir," ucap Bamsoet dalam sambutannya, Senin (16/8).
Dalam sidang itu hadir Presiden Joko Widodo yang tampak mengenakan baju adat baduy, dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin yang memakai baju khas Sulawesi Barat. Hadir juga seluruh pimpinan lembaga negara dan Kabinet Kerja.
"Dengan demikian, berdasarkan ketentuan Pasal 66 ayat (5) Peraturan Tata Tertib MPR, dan Pasal 281 ayat (1) dan Pasal 254 ayat (5) Peraturan Tata Tertib DPR, serta Pasal 264 ayat (5) Peraturan Tata Tertib DPD, sidang telah memenuhi syarat untuk dibuka," lanjut Bamsoet.
Presiden Jokowi. Foto: Dok. DPR RI
Bamsoet menyebut meskipun Sidang Tahunan MPR pada hari ini dilaksanakan dengan penuh kesederhanaan, namun dia meyakini semangat kebangsaan mampu membangkitkan semangat para penyelenggara negara untuk terus bekerja dan berkinerja melaksanakan amanat rakyat.
ADVERTISEMENT
"Sungguh dalam dua tahun terakhir ini, dunia dan kita bangsa Indonesia tengah diuji dengan badai pandemi COVID-19 yang berdampak luas terhadap berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.Tidak hanya masalah kesehatan manusia dan kemanusiaan, tetapi lebih luas lagi terasa dampaknya dalam dinamika dan stabilitas kehidupan ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya, bahkan dalam bidang pertahanan dan keamanan negara," bebernya.
Semua masyarakat Indonesia merasakan dampak corona, baik yang tinggal di perkotaan maupun di pedesaan utamanya semakin melemahnya ketahanan ekonomi masyarakat akibat menurunnya pendapatan karena pemutusan hubungan kerja dan tidak adanya kesempatan kerja.
"Dampak lainnya adalah hilangnya kesempatan berusaha akibat terbatasnya aktivitas ekonomi masyarakat, modal dan investasi untuk menopang perekonomian masyarakat pengusaha kecil maupun menengah," tuturnya.
ADVERTISEMENT
"Pandemi COVID-19 juga memaksa kita untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru, belajar dan bekerja dari rumah, menjaga jarak, dan membiasakan diri dengan cara cara baru menjaga kesehatan yang juga berdampak terhadap merenggangnya kohesi sosial kita," pungkasnya.