Simak Tips Bersepeda Aman di Masa Pandemi Corona: Jaga Jarak dan Jangan Sejajar

30 Juni 2020 10:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pembatas antara pejalan kaki dan sepeda di area Car Free Day (CFD) di masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi. Foto: Galih Pradipta/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Pembatas antara pejalan kaki dan sepeda di area Car Free Day (CFD) di masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi. Foto: Galih Pradipta/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tren bersepeda di tengah masa pandemi belum surut juga. Di kala weekend sepeda-sepeda ini memadati ruas-ruas jalan. Tak sedikit dari pesepeda ini yang abai protokol kesehatan, seperti tidak mengenakan masker atau physical distancing.
ADVERTISEMENT
Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (Pemda DIY) juga sudah meminta agar masyarakat lebih hati-hati dalam bersepeda. Lantaran bersifat rekreasi, pesepeda diminta mencari jalan yang minim risiko kecelakaan.
Lalu bagaimana tips bersepeda di masa pandemi? Pakar Kedokteran Olahraga Universitas Gadjah Mada (UGM) Zaenal Muttaqin Sofro memberikan informasi agar olahraga tetap bermanfaat di masa pandemi.
- Tetap Pakai Masker, Intensitas Bersepeda Ringan
Zaenal menjelaskan jika bersepeda di luar rumah maka wajib untuk menerapkan protokol kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah. Tujuannya untuk meminimalisir risiko penularan corona.
Pesepeda juga dianjurkan tetap mengenakan masker. Namun, bersepeda diajukan intensitasnya ringan. Bersepeda dengan mengenakan masker maka akan mengurangi masuknya oksigen ke paru-paru. Jika tetap dipaksakan maka dikhawatirkan dapat menimbulkan hypoxia atau kekurangan oksigen jaringan yang dapat memperlambat kerja jantung dan juga menimbulkan saluran napas terjepit. Tak jarang kasus tersebut mengakibatkan kematian mendadak saat olahraga.
ADVERTISEMENT
"Olahraga bersepeda di luar rumah itu kan tujuanya rekreasi untuk senang-senang, lakukan dalam intensitas ringan saja. Kalau saat bersepeda berbicara sudah tidak jelas atau tersendat-sendat tandanya intensitasnya berat dan ini berbahaya," kata Zaenal dalam keterangan tertulisnya, Selasa (30/6).
Anaka-anak bermain sepeda di taman Bois de Vincennes, Paris, Prancis, Minggu (10/5). Foto: REUTERS/Charles Platiau
- Atur Jarak 6 Meter
Kemudian pesepeda juga harus menjaga jarak antar sepeda enam meter. Hal ini diperlukan untuk menghindari risiko penularan. Selain itu jarak ini juga untuk menjaga keselamatan pesepeda di jalan. Selain pula wajib hukumnya mengenakan alat pelindung seperti helm.
"Menjaga jarak antar pesepeda sekitar 6 meter untuk menghindari risiko penularan dan menjaga keselamatan saat bersepeda di jalanan," katanya.
- Tidak Jalan Berjajar
Tak sedikit peristiwa kecelakaan yang melibatkan sepeda akhir-akhir ini. Untuk itu, para pesepeda harus lebih peduli soal keselamatan. Salah satu cara paling mudah adalah dengan tidak jalan berjajar saat bersama-sama.
ADVERTISEMENT
"Saat bersepeda jangan berjajar-jajar karena berbahaya. Lalu pilihlah jalan yang sepi atau aman dari kendaraan bermotor," katanya.
- Bawa Makanan Minuman Sendiri
Menjaga asupan cairan saat bersepeda wajib hukumnya. Namun di masa pandemi ini, alangkah baiknya pesepeda membawa makanan dan minuman dari rumah. Tujuannya agar meminimalisir penularan corona.
"Dengan menyiapkan minum sendiri harapannya pesepeda tidak mampir di warung untuk membeli minuman yang bisa berisiko terjadi penularan," ujarnya.
- Durasi Bersepeda Maksimal 45 Menit
Sering kali ketika sedang senang-senangnya bersepeda, seseorang memacu sepedanya di luar batas kemampuan tubuh. Hal ini tidak dianjurkan lantaran dapat mengganggu kesehatan.
Sebaiknya bersepeda dilajukan tiga sampai lima kali dalam seminggu dengan durasi bersepeda selama 30-45 menit.
ADVERTISEMENT
"Harus dilakukan dengan mengacu FITT principal yakni frequency, intensity, time, and type. Dilakukan 3-5 kali per minggu, intensitas sedang, dan durasi selama 30-45 menit," katanya.
Di sisi lain Zaenal menganjurkan kepada masyarakat agar sebaiknya menggunakan sepeda statis yang berada di dalam rumah semasa pandemi ini. Selain lebih aman dari corona, sepeda statis juga sama manfaatnya.
"Bersepeda di luar rumah bisa dilakukan dengan konsisten mematuhi protokol kesehatan, tetapi saat pandemi ini lebih baik dengan bersepeda dengan sepeda statis dulu," pungkasnya.
Sementara Peneliti Pusat Studi Pariwisata UGM, Hendrie Adji Kusworo menyebut ada sejumlah faktor kenapa tren bersepeda meningkat selama pandemi ini.
"Adanya PSBB memaksa masyarakat untuk berdiam diri di rumah. Sementara kebutuhan rekreatif terus saja ada baik saat berhadapan dengan PSBB atau tidak," kata Adji.
ADVERTISEMENT
Dia menjelaskan kebutuhan rekreatif itu tidak tercukupi jika hanya dilakukan di dalam rumah. Pada perspektif pariwisata, rentang kesempatan rekreasi dalam rumah cukup sempit. Sementara bersepeda memberikan rentang kesempatan rekreatif yang luas.
Sebelumnya, Sekda DIY Kadarmanta Baskara Aji meminta bahwa pesepeda bisa memilih jalan yang aman. Toh para pesepeda ini tujuannya rekreasi bukan untuk bekerja atau bersekolah. Jadi bisa memilih sendiri jalur bersepedanya
"Tentu kehati-hatian harus dilakukan. Usahakan bersepeda ini yang dalam rekreasi dan olahraga ambil lah jalur yang tidak berbahaya. Jalur yang banyak bus tentu ada persoalan di situ karena sepeda itu pelan," kata Aji di kantornya, Senin (29/6).
Aji menjelaskan bahwa kepada para pesepeda untuk tidak lupa menerapkan protokol kesehatan seperti masker hingga jaga jarak. Selain itu dia berharap pasca pandemi tren ini tidak memudar dan bersepeda bisa digunakan untuk bekerja dan bersekolah.
ADVERTISEMENT
"Sekolah, bekerja, dan aktivitas transportasi pakai sepeda. Itu akan lebih baik," katanya.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
**
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.