Simpati ke Prabowo, Fenomena Warganet Menangis di Medsos Terus Bertambah

9 Januari 2024 11:54 WIB
·
waktu baca 5 menit
Capres nomor urut dua Prabowo Subianto menyampaikan pendapat saat adu gagasan dalam debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024). Foto: REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana
zoom-in-whitePerbesar
Capres nomor urut dua Prabowo Subianto menyampaikan pendapat saat adu gagasan dalam debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024). Foto: REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sejak debat capres Minggu (7/1), terus bermunculan fenomena masyarakat menangis di medsos, terutama di platform TikTok.
ADVERTISEMENT
Video ini sebagai respons simpatik warganet kepada capres 02 Prabowo Subianto karena mendapat serangan dari capres lainnya, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
Sejak Senin (8/1), postingan warganet menangis ini terus bertambah. Bila memasukkan keyword “Netizen Nangis Liat Pak Prabowo Debat” di TikTok, terdapat ratusan netizen yang mengunggah video mereka menangis. Meski mayoritas perempuan, ada pula laki-laki yang mengunggah video serupa.
Salah satu bagian yang paling banyak meraih respons adalah saat Anies mendapat giliran memberikan pertanyaan kepada Prabowo, Anies malah mengarahkan jatah pertanyaannya kepada Ganjar Pranowo untuk menanyakan skor kinerja Prabowo sebagai Menteri Pertahanan menurut Ganjar.
Ganjar pun memberikan skor 5, lalu Ganjar balik bertanya kepada Anies berapa skor kinerja Prabowo. Anies pun memberikan penilaiannya yang lebih rendah, yaitu skor 11 dari 100 poin.
Fenomena warganet menangis di medsos sebagai rasa simpati ke capres 02 Prabowo Subianto. Foto: Dok. Istimewa
Penilaian Ganjar dan Anies ini ternyata disambut reaksi kecewa warganet. Warganet menganggap sikap Ganjar dan Anies itu negatif. Mereka pun tersentuh dengan reaksi Prabowo yang terlihat diam, tersenyum, dan sesekali menggelengkan kepala.
ADVERTISEMENT
“Yang sabar Pak Prabowo. Kami tahu Bapak ikhlas demi bangsa dan negara ini. Kami sayang Bapak. Kami tetap dukung Bapak,” tulis akun @agustiara71 dalam keterangan konten video dirinya.
Dukungan juga datang dari akun @geegge_ yang mengatakan, akan tetap mendukung Prabowo meski sering diserang dalam perdebatan.
“Baru kali ini nangis ngeliat capres gue diserang, tapi Pak Prabowo memilih untuk diam. Mau debat atau enggak, Pak Prabowo tetap pilihan rakyat,” tulisnya.
Hal senada disampaikan akun @Shelvirauliaraa. Menurutnya, momen Anies memberikan penilaian 11 dari 100 untuk kinerja Prabowo sebagai Menteri Pertahanan adalah sebuah ucapan yang tidak layak.
“Tahu enggak? Bukan soal apa-apa, tapi enggak tega aja. Padahal satu panggung, tapi di-rate 11/100 coba. Terus tidak dibalas sedikit pun sama Pak Prabowo. Bukan soal rasa baper (bawa perasaan) atau enggaknya ya, cuma ngerti kan gimana jahatnya dua orang itu sama Pak Prabowo di panggung tapi gak dibalas sama sekali,” kata akun Shelvirauliaraa.
ADVERTISEMENT
Menteri BUMN Erick Thohir dalam akunnya @erickthohir juga mengungkapkan dukungannya kepada Prabowo. Ia menulis "i'm with you pak". Kemudian mendapatkan tanggapan dari netizen @dhani_saputra, "menurut saya debat tadi malam tidak menunjukkan Pak Prabowo kalah tapi menunjukkan karakter asli 01&03. Suara saya bersama mu Pak Prabowo."
Ada juga komentar dari Iyan Otaya, "saya hilangkan pemikiran saya untuk golput, dan saya siap dukung pak Prabowo."

Kata Pengamat

Capres nomor urut satu Anies Baswedan (kanan), capres nomor urut dua Prabowo Subianto (kiri), dan capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo beradu gagasan dalam debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Dedi Kurnia Syah mengurai sisi lain dari kontestasi debat. Hal tersebut, kata dia, tidak dapat dipandang biasa karena ramai diperbincangkan dan menjadi massif. Bahkan menjadi suatu fenomena semakin besarnya dukungan dari masyarakat terhadap paslon Prabowo-Gibran.
Apalagi, pengaruh debat bisa memperkuat pilihan terkait kontestasi pemilu dan bisa pula sebaliknya.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, kata Dedi, debat tidak hanya menyajikan janji-janji mengenai visi, misi, dan program yang akan dijalankan, tetapi juga respons cepat yang didasarkan pada kemampuan berpikir analitis, kritis, serta komprehensif dalam menghadapi situasi yang tidak terduga dan penuh tekanan. Menurutnya, seperti itu yang akan dihadapi nanti ketika menjabat sebagai pemimpin.
Sedangkan terkait reaksi publik, Dedi mengatakan, hal tersebut bermanfaat dalam mengukur dan mengetahui antusiasme publik yang menyaksikan debat, mengetahui penilaian mereka terhadap jalan debat dan performa kandidat, serta dampak debat terhadap pilihan capres-cawapres.
Calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka saat debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Kompleks GBK, Jakarta Pusat, Minggu (7/1/2024). Foto: REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana
Penilaian terhadap performa kandidat dilihat dari tiga aspek, yaitu aspek kelancaran dan kejelasan pemaparan, aspek penguasaan materi yang didiskusikan, serta aspek penampilan di atas panggung.
"Cukup rasional mengingat Anies memang ada sedikit menyinggung urusan personal, yakni harta Prabowo. Itu ranah privat, tidak seharusnya dijadikan analogi. Prabowo yang menanggapi urusan personal itu, hingga perdebatan semakin riuh hanya dalam urusan privat," kata dia.
ADVERTISEMENT
"Di satu sisi boleh melakukan protes atau memberikan dukungan, karena nuansa debat tentu tidak bisa dikendalikan," tambahnya.
Di bagian lainnya, pengamat politik Ujang Komaruddin menilai publik kurang menyukai gaya Anies. Dia menduga strategi yang dilakukan Anies dengan menyerang Prabowo saat debat juga sebagai usaha menggaet para pendukung Prabowo di Pemilu 2019 silam.
Padahal, menurut Ujang, masyarakat cenderung menilai dengan hati dalam memilih pemimpin dan memenangkan hati masyarakat lebih sulit ketimbang memenangkan pikiran.
“Bahwa yang memenangkan hati rakyat itu lebih susah, saya melihat bahwa Anies harus hati-hati dalam debat terakhir dan tidak terlalu banyak menyerang. Sejatinya, tampil lebih soft saja karena orang awam melihat Prabowo karena hati dan perasaan,” tutur Ujang.
Capres nomor urut satu Anies Baswedan (kanan), capres nomor urut dua Prabowo Subianto (kiri), dan capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo beradu gagasan dalam debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Terpisah, Direktur Riset Populi Center Usep S. Achyar menilai Prabowo layak menjadi presiden ke-8 RI untuk meneruskan kepemimpinan Presiden Jokowi.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, Prabowo memiliki sejumlah keunggulan, seperti pengalaman dan kompetensinya di dunia politik termasuk saat menjadi sebagai Menhan.
Bahkan menurut Usep, Prabowo telah menunjukkan kinerja yang baik menjadi Menhan. Sejumlah prestasi penting telah diraih Prabowo, seperti berhasil melaksanakan modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI, antara lain pembelian 24 Jet Tempur F-15EX.
"Kemampuan itu yang dianggap memiliki keunggulan untuk memimpin negeri ini di 2024. Prabowo juga telah mempromosikan perkembangan industri pertahanan lokal melalui kerja sama dengan perusahaan milik negara (BUMN), seperti produksi kendaraan taktis Maung," tutur Usep.
Lebih jauh, ia merasa Prabowo juga aktif dalam membantu masyarakat untuk mendapatkan pasokan air bersih. Hal ini terbukti dengan keberhasilan Prabowo dalam membangun sumur bor dan meresmikan 74 titik mata air yang tersebar di berbagai lokasi, termasuk Lombok, Sumbawa, Yogyakarta, Banyumas, dan Pulau Moa.
ADVERTISEMENT
"Dengan prestasi tersebut, tidak heran jika Prabowo mendapatkan banyak dukungan dari masyarakat. Jadi, secara umum, kinerjanya juga dinilai cukup baik oleh masyarakat," tambah Usep.
(AI)