Sindiran Saut dan Sepeda untuk Penangkap Penyiram Novel di Gedung KPK

15 Desember 2019 15:59 WIB
comment
39
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penyidik Senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan hadiri acara Inspiring Talks Dedikasi untuk Negeri di Jakarta, Sabtu (9/11). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Penyidik Senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan hadiri acara Inspiring Talks Dedikasi untuk Negeri di Jakarta, Sabtu (9/11). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Berlarut-larutnya pengungkapan kasus penyerangan terhadap penyidik KPK Novel Baswedan, membuat pimpinan KPK gerah. Padahal, Presiden Joko Widodo sudah turun tangan memerintahkan Polri segera mencari pelaku.
ADVERTISEMENT
Tapi sekian kali instruksi presiden, sekian kali itu pula Mabes Polri melapor pelakunya belum diketahui. Terbaru, Jokowi diberi kabar manis bahwa ada fakta baru dalam pengusutan kasus Novel.
Wakil Ketua KPK Saut Situmorang menyindir dia sudah tak sabar ingin memberikan sepeda kepada orang yang berhasil menangkap pelaku penyiraman Novel.
Diketahui, pimpinan KPK dan pegawainya menyediakan sepeda bagi pengungkap kasus Novel. Sepeda itu dipajang depan Gedung KPK.
"Mudah-mudahan bisa lebih cepat diumumkan. Itu (penyiram Novel) terjadi di periode saya. Saya tidak pengin setiap orang bicara Novel, orang pasti bicara sepeda Saut masih di depan," ujar dia dalam diskusi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (15/12).
Hingga saat ini, sepeda itu untuk pengungkap kasus Novel masih terpajang. Hal itu menandakan pelaku kejahatan belum terungkap. Saut mempunyai kata sandi tersendiri dalam kasus ini.
ADVERTISEMENT
"Harapanya, bahasanya sandinya itu, segera sepeda diterimakan kepada seseorang, gitu kan," ucap Saut.
Penyidik KPK Novel Baswedan menjadi saksi sidang kasus korupsi e-KTP di PN Tipikor Jakarta, Rabu (9/10/2019). Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Pengungkapan kasus Novel harus didukung oleh semua pihak, termasuk oleh Pimpinan KPK yang baru nanti. Hal itu, kata Saut, karena Novel telah memberikan loyalitas dan pengabdiannya kepada negara. Apabila tak terungkap, maka akan menimbulkan ketidakpercayaan publik, termasuk dunia internasional.
"Karena seperti dunia internasional mengamati, dalam Jakarta prinsiple, piagam PBB antikorupsi, itu kan sudah menegaskan seperti apa, setiap negara harus melindungi orang-orang yang bergerak di pemberantasan korupsi. itu sudah jelas," tegas Saut.
Dalam kasus ini, Novel Baswedan disiram air keras di sekitar rumahnya di kawasan Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (11/4/2017).
Novel disiram saat pulang dari masjid usai salat subuh. Hingga dua tahun delapan bulan, polisi belum juga menangkap pelakunya.
ADVERTISEMENT