news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Sindiran Surya Paloh ke Parpol 'Pancasilais' Tak Lahir di Ruang Hampa

9 November 2019 8:06 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh memberikan pidato pada pembukaan Kongres II Partai NasDem, Jakarta, Jumat (8/11/2019).
 Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh memberikan pidato pada pembukaan Kongres II Partai NasDem, Jakarta, Jumat (8/11/2019). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam pembukaan Kongres II Partai NasDem, Ketum Surya Paloh sempat menyindir partai yang mengaku 'Pancasilais' namun nilai Pancasila tak tercermin dalam sikapnya. Surya Paloh menyebut, partai tersebut justru kerap mengundang perkelahian satu sama lain.
ADVERTISEMENT
"Ngakunya partai nasionalis, Pancasilais, eh buktikan saja. Rakyat butuh pembuktian, partai mana yang paling amalkan nilai-nilai Pancasila," ujar Surya Paloh di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Jumat (8/11).
"Kalau partai yang terus mengundang, terus menerus cynical, mengajak perkelahian satu sama lain, ah pasti bukan Pancasilais itu," lanjut Surya Paloh yang disambut tepuk tangan ribuan peserta kongres.
Adi Prayitno, Pengamat Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
Sementara itu, menurut Direktur Eksekutif Parameter Politik Adi Prayitno, pidato Surya Paloh itu berlaku umum bagi seluruh partai yang mengklaim dirinya paling nasionalis. Namun, dalam praktiknya, justru memunculkan kebijakan yang tidak Pancasilais.
"Misalnya kebijakan parpol bersangkutan tak merakyat. Apa gunanya klaim paling nasionalis tapi praktiknya jauh panggang dari api? Meski begitu, publik sudah punya common sense pidato Surya Paloh itu ditujukan ke parpol tertentu. Apa parpolnya, tentu Surya Paloh dan Tuhan saja yang tahu," ucap Adi kepada kumparan, Sabtu (9/11).
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh memberikan sambutan di pembukaan Kongres II Partai NasDem, di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, Jumat (8/11/2019). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Menurutnya, sindiran Surya Paloh memang tepat dan benar adanya.
ADVERTISEMENT
"Yang jelas pidato Pak Surya Paloh tak lahir dalam ruang hampa," imbuhnya.
Namun, banyak yang mengaitkan sindiran Surya Paloh ini dengan PDIP. Pasalnya, hubungan NasDem dengan PDIP memang tengah merenggang.
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyampaikan pidato politik pada penutupan Kongres V PDI Perjuangan di Sanur, Denpasar, Bali, Sabtu (10/8). Foto: ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Apalagi, saat pelantikan anggota MPR, DPR, dan DPD beberapa waktu lalu, Megawati tampak enggan berjabat tangan dengan Ketum NasDem Surya Paloh.
Tak hanya itu, NasDem yang merupakan anggota Koalisi Jokowi-Ma'ruf, baru-baru ini gencar merangkul partai-partai oposisi. Setelah bertemu dengan Presiden PKS Sohibul Iman, NasDem rencananya juga akan bertemu dengan petinggi-petinggi PAN.
Presiden Joko Widodo (tengah) memberikan sambutan pada peringatan HUT ke-55 Partai Golkar, Jakarta, Rabu (6/11). Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Sikap NasDem tersebut sempat disindir Presiden Joko Widodo di pembukaan HUT ke-55 Golkar. Dalam sambutannya, kader PDIP itu menyinggung momen pelukan Paloh dengan Sohibul Iman.
"Wajahnya cerah setelah beliau berdua rangkulan dengan Sohibul Iman. Saya tak tahu maknanya apa, tapi rangkulannya tak seperti biasa," ujar Jokowi.
Ketua DPP PDIP, Hendrawan Supratikno di Kompleks Parlemen, Senayan, Senin (22/7). Foto: Paulina Herasmarinandar/kumparan
Namun, menurut Ketua DPP PDIP, Hedrawan Supratikno, pihaknya sama sekali tidak merasa tersindir dengan pidato Surya Paloh. Menurutnya, pidato Surya Paloh itu lebih seperti harapan-harapan di kehidupan berbangsa ke depan.
ADVERTISEMENT
"Yang disampaikan bagus, itu dalam kongres kami di 2010 kami sebut sebagai politik sebagai jalan peradaban. Saya justru melihat Bang Surya Paloh sedikit agak tegang, biasanya lebih rileks," ucap Hendrawan saat dikonfirmasi.