Sinergi Kemenaker dan IDI Turunkan Risiko Nakes Terinfeksi Saat Tangani Pandemi

2 Agustus 2021 10:35 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas kesehatan yang mengenakan alat pelindung diri (APD) bersiap merawat pasien di rumah sakit darurat penyakit virus corona (COVID-19), di Jakarta, Indonesia, 17 Juni 2021. Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Petugas kesehatan yang mengenakan alat pelindung diri (APD) bersiap merawat pasien di rumah sakit darurat penyakit virus corona (COVID-19), di Jakarta, Indonesia, 17 Juni 2021. Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/Reuters
ADVERTISEMENT
Pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) menanggulangi banyaknya banyaknya tenaga kesehatan (nakes) yang terinfeksi COVID-19. Kemenaker bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pun menggelar acara Webinar Emergency and Response in COVID-19 Pandemic Setting di Jakarta, Sabtu (31/7) lalu.
ADVERTISEMENT
Dalam sambutannya, Menaker Ida Fauziyah mengatakan, sinergi yang dilakukan Emergency Medical Team (EMT) IDI dan Kemenaker, merupakan bukti kepedulian dan usaha dari PB IDI untuk terus meningkatkan kapasitas anggotanya yang sekaligus untuk menurunkan risiko terinfeksi dalam penanganan pandemi.
"Salah satu yang menjadi keprihatinan kita semua pada saat ini adalah banyaknya tenaga kesehatan kita, di antaranya para dokter dan perawat, yang ikut terinfeksi bahkan meninggal akibat pandemi ini," kata Ida.
Menaker Ida Fauziyah. Foto: Kemenaker
Ida Fauziyah mengungkapkan, selama 1,5 tahun, jumlah kasus COVID-19 sudah mencapai lebih dari 3,3 juta orang dengan lebih dari 90 ribu orang meninggal akibat wabah pandemi ini. Data juga mengungkapkan hingga saat ini, lebih dari 1.400 orang nakes gugur akibat pandemi ini.
ADVERTISEMENT
Gugurnya nakes ini, lanjut Ida, merupakan kehilangan besar karena nakes adalah para pejuang di garis depan yang mempertaruhkan nyawa secara langsung dalam perjuangan menghadapi pandemi ini.
"Melihat data di atas, webinar dan pelatihan pada hari sangatlah besar urgensinya, karena bertujuan untuk meningkatkan kapasitas para tenaga kesehatan dalam penanganan kegawatdaruratan di masa pandemi. Saya memberikan apresiasi, doa dan dukungan saya kepada semua nakes yang masih terus berjuang di garis depan untuk menghadapi pandemi pada saat ini," ujarnya.
Sejumlah tenaga kesehatan memakai alat pelindung diri (APD) bersiap merawat pasien COVID-19 di Rumah Sakit Darurat (RSD) COVID-19, Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta. Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERS
Ida pun berharap, webinar ini dapat memberikan panduan tanggap darurat yang mengedepankan standar keamanan tertinggi untuk menjaga para tenaga kesehatan dari risiko terinfeksi yang dapat berakibat kematian.
"Saya yakin acara hari ini akan dapat memberi nilai tambah yang besar dan akan ikut berkontribusi positif dalam langkah kita semua menghadapi pandemi COVID-19," kata Ida.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Ketua Umum PB IDI, Daeng M. Faqih, mengatakan, peningkatan kapasitas terkait Ilmu kegawatdaruratan di saat pandemi sangatlah penting untuk memberi dokter dan nakes panduan tanggap darurat.
"Yakni dengan mengedepankan standar keamanan tertinggi untuk menjaga dokter sejauh mungkin dari risiko terinfeksi yang dapat berakibat kematian," kata Daeng Faqih.