Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Singapura dan RI Tegaskan Komitmen untuk Bantu Perdamaian di Myanmar
25 Januari 2022 16:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kepastian tersebut disampaikan Presiden RI Joko Widodo dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong. Mereka bertemu dalam Leaders’ Retreat di Bintan, Kepulauan Riau.
“Kami turut mendiskusikan perkembangan kawasan, terutama Myanmar yang situasinya masih tetap serius,” ujar Lee dalam pertemuan
Ia menjelaskan, hingga saat ini Singapura belum melihat progress signifikan dalam penerapan ASEAN’s five-point consensus (lima poin konsensus ASEAN) oleh junta militer.
“Kami berkomitmen untuk membantu Myanmar dalam mencapai resolusi yang damai dan kuat, yang menghormati kepentingan rakyatnya,” terang Lee.
“Namun, penting bagi ketua ASEAN dan utusan khusus [ASEAN untuk Myanmar] agar melibatkan seluruh pihak yang terkait,” lanjutnya. Diketahui, keketuaan ASEAN untuk 2022 dipegang oleh Kamboja.
Presiden Joko Widodo mengamini pernyataan PM Lee. Dalam pernyataannya, Jokowi menyampaikan keprihatinan atas situasi yang masih memanas di Myanmar.
ADVERTISEMENT
“Indonesia dan Singapura memiliki pandangan yang sama mengenai pentingnya pelaksanaan five-point consensus. Konsensus ini merupakan keputusan ASEAN pada tingkat tinggi dan harus dihormati oleh semua,” tegas Jokowi.
Lee dan Jokowi sama-sama menekankan pentingnya pengiriman bantuan kemanusiaan untuk rakyat Myanmar.
Krisis di Myanmar dimulai ketika Pemerintahan Aung San Suu Kyi digulingkan oleh militer pada 1 Februari lalu. Sejak saat itu, demonstrasi dan kerusuhan pecah di mana-mana, menuntut dikembalikannya demokrasi.
Unjuk rasa masyarakat sipil direspons dengan tindakan keras oleh aparat keamanan.
Dikutip dari Reuters, kelompok aktivis HAM mengatakan setidaknya 1.400 warga sipil dibunuh oleh militer dan 11.000 orang ditahan.
April 2021 silam, ASEAN mengadakan ASEAN Leaders’ Meeting di Jakarta dan mengundang langsung otak kudeta, Jenderal Senior Min Aung Hlaing. Pertemuan itu menghasilkan lima poin konsensus yang ditujukan menjadi solusi dari krisis.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, negara-negara anggota ASEAN mengakui belum melihat adanya upaya serius dari junta militer untuk memenuhi lima poin konsensus tersebut.
Negara-negara seperti Singapura, Indonesia, dan Malaysia bersikeras untuk hanya mengundang wakil non-politik Myanmar dalam pertemuan-pertemuan ASEAN, jika tidak ada progres yang baik di lapangan.