Senyum dari wajah Soeharto lenyap hari itu. Ia benar-benar marah. Di Istana Tampaksiring, Bali, 23 Juli 1989, ia mengacung-acungkan telunjuknya ke arah Menhankam/Pangab Jenderal Leonardus Benjamin Moerdani dan Pangdam Udayana Letnan Jenderal Sintong Panjaitan .
Kemarahan Soeharto muncul gara-gara usul Sintong soal Timor Timur—wilayah yang kala itu masuk dalam wewenang Kodam Udayana. Soeharto ingin gejolak di Timor Timur segera diredam. Aksi-aksi kelompok pro-kemerdekaan harus dihentikan.
“Pak, hari ini bisa saya selesaikan masalah di Timor Timur kalau Bapak berikan status daerah istimewa di sana,” ujar Sintong.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814