Siswa Berkebutuhan Khusus Meriahkan Kompetisi Robotik Madrasah 2019

18 November 2019 16:20 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kompetisi Robotik Madrasah 2019. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Kompetisi Robotik Madrasah 2019. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kompetisi Robotik Madrasah 2019 yang digelar di Grand City Mall Surabaya pada 16-17 November 2019 kali ini cukup berbeda. Di dalam kompetisi ini, turut berpartisipasi dua siswi madrasah berkebutuhan khusus.
ADVERTISEMENT
Mereka berasal dari Madrasah Ibtidaiyah Terpadu (MIT) Ar Roihan, Malang. Kedua siswi tersebut adalah N. Tanaya W.S dan Elfadhilah Dhiyaaul Basyar.
Tanaya dan Elfadhilah memamerkan karyanya berupa model robot 'Rumah Bertenaga Surya dan Energi Listrik Terbarukan'.
Tanaya menyandang PDD NOS. Sedangkan Elfadhilah menyandang tunarungu. Dilah--panggilan akrab Elfadilah--merasa senang bisa memamerkan model robot yang mereka bikin.
"Rumah sekarang ini menggunakan tenaga listrik yang berasal dari bahan fosil tidak terbarukan dan tidak ramah lingkungan. Kita ingin membuat alternatif, yakni rumah dengan listrik bertenaga surya," ungkap Dilah, dalam siaran pers Kemenag, Senin (18/11).
Tanaya juga menjelaskan bahwa model robotnya ini dilengkapi dengan teknologi yang mampu mendeteksi letak cahaya matahari. Tujuannya agar penyerapan tenaga surya lebih optimal.
ADVERTISEMENT
"Model rumah bertenaga surya ini lebih ramah lingkungan. Kami membuatnya sekitar dua minggu," kata Tanaya.
Siswi berkebutuhan khusus dalam kompetisi robotik Kemenag. Foto: Dok. Kemenag
MIT Ar Roihan adalah salah satu madrasah yang menampung siswa-siswi yang berkebutuhan khusus. Sekolah ini memfasilitasi bakat dan minat yang peserta didik inginkan, salah satunya adalah robotika.
Stave, pelatih robotik di MIT Ar Roihan, mengaku mendapatkan tantangan tersendiri ketika melatih anak-anak ABK. Meskipun begitu, Stave tetap senang sebab anak-anak ABK ini memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan suka mencoba-coba.
Stave berharap agar siswa-siswi ABK juga bisa terlibat secara aktif dalam pengembangan teknologi.
Kompetisi Robotik Madrasah 2019. Foto: Dok. Istimewa