Siswi SD Tewas Usai Didorong Teman: Beda Keterangan Ibu & Saksi

6 Mei 2024 19:33 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Luka di perut ARS. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Luka di perut ARS. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
ARS (12 tahun), siswi kelas 6 SD di Kecamatan Karang Geneng, Kabupaten Lamongan, tewas usai jatuh didorong teman (berinisial ETD,12 tahun) ke undakan anak tangga.
ADVERTISEMENT
Polres Lamongan telah memeriksa 9 saksi, yakni kepala sekolah, wali kelas, terlapor (ETD), serta teman-teman korban.
Dari hasil pemeriksaan itu, sejumlah saksi mengaku bahwa telah beritikad baik kepada korban dan keluarganya. Sementara, ibu korban sebelumnya mengaku tidak ada tindak lanjut dari pihak sekolah.
"Kepala sekolah, guru wali, dan Lilis setyawan (ibu terlapor) menerangkan sudah ada itikad baik yang dilakukannya yaitu sejak awal telah mengantar korban ke rumah sakit, membesuk korban, sudah menyantuni korban melalui ibu korban sebesar kurang lebih Rp 3 juta dari mulai korban masih sakit hingga meninggal dunia," ujar Made, Senin (6/5).
Selain itu, dari keterangan ibu ETD, menerangkan bahwa sebelum upacara bendera pada Senin (19/2), ETD dan ARS saling bergurau, tepatnya di depan kelas 5 SD mereka.
ADVERTISEMENT
"Terlapor (ETD) dan korban saling bergurau membenturkan bahu mereka masing-masing secara bergantian dan korban menarik jilbab terlapor hingga hampir lepas. Setelah itu korban berjalan dengan cepat menghindari terlapor dan terlapor mengejar korban," ujarnya.
"Pada saat terlapor mau memukul bahu korban saat itu korban terpeleset di lantai cor dalam keadaan tengkurap yang akhirnya dibawa ke Puskesmas Karanggeneng," katanya.
Ilustrasi SD. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Keterangan tersebut juga dibenarkan oleh para saksi teman-teman dari ETD maupun korban yang berada di TKP.
"Para saksi anak yang berada di TKP membenarkan yang disampaikan terlapor bahwa terlapor belum sampai memukul korban dan korban terpeleset di lantai dari cor dalam keadaan terjatuh tengkurap dan ditolong oleh terlapor bersama dengan wali kelasnya dan dibawa ke Puskesmas Karanggeneng," ujar dia.
ADVERTISEMENT

Ibu Korban Sebut Anaknya Jatuh Didorong oleh Temannya

Ibu korban, Chresa Sulistiana (35), menyampaikan saat sebelum upacara bendera itu ARS diajak bercanda oleh temannya, namun ia tidak mau dan menghindar.
"Dia lari, habis itu didorong dan jatuh ulu hatinya kena benturan undak-undakan (anak tangga) pinggiran keramik," ujar Chresa.
Setelah itu, ARS dibawa ke puskesmas terdekat oleh pihak sekolah. Chresa dihubungi oleh wali kelasnya bahwa putrinya terjatuh di sekolah dan dibawa ke puskesmas.
Chresa pun bergegas menuju ke puskesmas, tempat putrinya dirawat. Di situ, pihak sekolah bilang bahwa ARS jatuh sendiri, bukan didorong oleh temannya.
"Terus itu pihak sekolahnya sempat bilang itu ndak didorong dia jatuh sendiri," katanya.
Kemudian, ARS dibawa oleh pihak keluarga ke RS Muhammadiyah Lamongan untuk mendapatkan perawatan intensif.
ADVERTISEMENT
Karena tidak ada perkembangan, ARS akhirnya dirujuk ke RSUD dr Soetomo Surabaya pada Jumat (23/2). Saat dirawat itulah, diketahui bahwa organ pankres ARS robek.
"Dibawa ke Soetomo di tanggal 23 Februari sampai meninggal di tanggal 11 Maret 2024. Awal Ramadhan jam 19.22 WIB," katanya.