Situasi di Sumbawa Memprihatinkan: Tak Ada Dokter Paru, Oksigen Langka

4 Agustus 2021 17:27 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mural tentang pandemi COVID-19 Foto: Dhemas Reviyanto/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Mural tentang pandemi COVID-19 Foto: Dhemas Reviyanto/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Penanganan pandemi COVID-19 di wilayah luar Pulau Jawa membutuhkan perhatian lebih. Seperti di Pulau Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang mulai mengalami kekurangan tenaga medis maupun alat kesehatan.
ADVERTISEMENT
Kondisi tersebut disampaikan oleh Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah NTB, dr Doddy A.K dalam keterangan pers secara virtual bersama Tim Mitigasi PB IDI. Ia mengatakan bahwa situasi penanganan pandemi di Kabupaten Sumbawa benar-benar memprihatinkan.
"Dari Pulau Sumbawa itu memprihatinkan. Baik SDM maupun alkesnya. Jadi sempat kita diskusi dengan ketua PERSI untuk mengajak teman-teman dari Polda maupun korem untuk memastikan bahwa teman-teman di Kabupaten Sumbawa SDM maupun alkesnya harus terjaga. Ini yang mencekam karena di kota, sempat merah," kata dr Doddy, Rabu (4/8).
dr Doddy menyampaikan, di Sumbawa bahkan tidak memiliki dokter spesialis paru dan anestesi yang memadai. Padahal keduanya sangat penting dalam penanganan pasien COVID-19 di wilayah tersebut yang terus meningkat.
ADVERTISEMENT
"Jadi SDM-nya kurang, baik dokter spesialis paru tidak ada maupun dokter anestesi tidak ada, apalagi ventilator. Jadi kita masih kekurangan SDM spesialis di daerah Sumbawa," tambahnya.
Pekerja melakukan pengisian tabung oksigen di tempat pengisian oksigen CV Bayu Bangun Sakti di Tanjung Karang, Ampenan, Mataram, NTB, Senin (26/7/2021). Foto: Ahmad Subaidi/ANTARA FOTO
Selain minimnya SDM, pasokan oksigen juga menjadi hal yang langka di Sumbawa. Di acara yang sama, Ketua IDI Mataram, dr Rohadi, menyampaikan bahwa saat ini tak ada oksigen sentral yang tersedia.
Bahkan tindakan operasi terhadap pasien non-COVID-19 terpaksa mengantre lantaran pasokan oksigen yang ada dialokasikan untuk penanganan pasien COVID-19. Dalam kata lain, oksigen langka.
"Riilnya kita itu pasien non-COVID itu tidak bisa dikerjakan. Saya di bedah saraf udah 3 hari ngantre, oksigen sentral tidak ada. Minta bantuan ke Menkes gimana solusi untuk NTB. (Oksigen) Sentral itu tidak ada. Yang dipakai di ICU itu yang disambung ke mesin," ungkap dr Rohadi.
ADVERTISEMENT
Dengan kata lain, kondisi di NTB khususnya Sumbawa sangatlah mengkhawatirkan. Tenaga kesehatan hingga alat medis maupun obat-obatan menurutnya mulai susah untuk didapatkan.
"Intinya hal-hal yang berhubungan dengan fasilitas, mengenai bagaimana cakupan alat-alat alkes, oksigen, obat-obatan yang mulai susah dicari," pungkasnya.