Siwi Sidi soal Operasi Plastik: Setiap Orang Pengin Cantik

Pramugari Garuda Indonesia, Siwi Sidi Purwanti. Foto: Abyan Faisal Putratama/kumparan

Pramugari Garuda Indonesia, Siwi Sidi Purwanti, akhirnya buka mulut soal tudingan-tudingan dari akun Twitter @digeeembok. Ia juga ikut disorot netizen karena parasnya yang hasil operasi plastik.

Siwi Sidi menyampaikan tak ada yang salah saat ia melakukan operasi plastik untuk wajahnya.

"Setiap orang pengin cantik lho. Kita kan pribadi dan enggak merugikan orang lain. Itu saja sih," ungkap Siwi Sidi di kantor pengacara Elza Syarief, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (10/1).

"Jadi pertanyaan terlalu pribadi. Sama saja (saat) perempuan (ditanya) umurnya berapa," lanjut dia.

Kuasa hukum Siwi Sidi, Elza Syarief, juga membantah kliennya menggunakan uang negara untuk operasi plastik.

"Mana bisa pakai uang itu? Yang benar aja, itu namanya korupsi. Sudah, saya yang jawab," ucap Elza.

Tak hanya itu, usai ramai kabar isu 'gundik' yang dicuitkan akun @digeeembok, Siwi Sidi juga merasa mendapatkan perlakuan berbeda dari penumpang Garuda Indonesia. Namun, Siwi Sidi membantah ia mendapatkan diskriminasi di lingkungan kerjanya.

"Saya sih tidak pernah merasa dikucilkan atau didiskriminasikan. Pekerjaan saya seperti biasa," tutur dia.

Meski mendapatkan tekanan dari penumpang, Siwi Sidi mengaku tetap bekerja seperti biasa dan profesional.

Pramugari Garuda Indonesia, Siwi Sidi Purwanti. Foto: Abyan Faisal Putratama/kumparan

"Penumpang lebih perhatian terhadap saya, atau mungkin sudah ada foto yang tersebar saya sedang bekerja. Seperti itu saja. Merasa tidak nyaman, cuma sama saja. Seperti biasa, (bekerja) profesional," tutupnya.

Siwi Sidi menggandeng advokat Elza Syarief melaporkan akun @digeeembok ke Polda Metro Jaya karena dianggap telah mencemarkan nama baiknya.

"Jadi, semua pemberitaan dari akun @digeeembok itu tidak benar, dan saya merasa benar-benar harga diri saya dicoreng dan privasi saya untuk berada di pekerjaan saya, seorang pramugari, merasa tidak nyaman," ucap Siwi.

Laporannya tercantum per 28 Desember 2019 pada laporan polisi Nomor: LP/8420/XII/2019/PMJ/Dit. Reskrimsus. Pelaporan itu menggunakan jeratan Pasal UU ITE.