Skenario Terburuk Corona di Jateng: Logistik Aman, Kurang Bawang Putih dan Gula

13 April 2020 18:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat memberikan keterangan di kantornya, Selasa (7/4). Foto: Dok. Pemprov Jateng
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat memberikan keterangan di kantornya, Selasa (7/4). Foto: Dok. Pemprov Jateng
ADVERTISEMENT
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo hingga saat ini belum berencana mengajukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayahnya. Namun Ganjar menyebut, pihaknya telah menyiapkan skenario terburuk terkait dampak pandemi corona.
ADVERTISEMENT
Termasuk cadangan logistik juga sudah diperhitungkan. Hanya saja masih ada dua item yang belum aman, yakni gula dan bawang putih.
"Kita cadangan makanan cukup, hanya 2 (yang belum aman), gula dan bawang putih. Ini skenario buruk yang kita siapkan seandainya kita ambil tindakan yang lebih tegas dan keras," kata Ganjar saat Live Update Corona bersama kumparan, Senin (13/4).
Selain itu, Ganjar juga memikirkan kelangsungan industri dan para karyawan yang terancam PHK. Namun Ganjar menegaskan, pihaknya bukan tidak akan mengambil PSBB. Hanya saja, saat ini dipandang belum perlu.
"Kami bukan tidak ambil PSBB, itu situasional. Ada 2 ukuran, percepatan dan persebaran. Itu kita hitung betul, apakah bisa?" ujarnya.
Ganjar yakin percepatan dan persebaran corona bisa dihentikan jika kawasan zona merah ditutup. Oleh karena itu dia meminta warganya yang berada di Jabodetabek untuk tidak mudik. Pihaknya juga menyiapkan bantuan untuk mereka yang terdampak karena corona.
ADVERTISEMENT
Kemudian masyarakat diedukasi soal physical distancing, cuci tangan dengan sabun, pakai masker, hingga olahraga demi menjaga kesehatan.
"Kalau dilihat di IG (Instagram) saya hampir tiap hari saya berikan (edukasi ke warga)," ujarnya.
Ganjar juga mengapresiasi semangat dan kreativitas warga dalam 'perang' melawan corona. Saat ini kekurangan APD di Jawa Tengah sudah mulai dapat teratasi, berkat kreativitas tenaga medis dan masyarakat.
Seperti RSUD dr Moewardi Solo yang mampu memproduksi baju hazmat sendiri. Kemudian perusahaan tekstil legendaris, PT Sritex, juga ikut membantu produksi APD dengan harga yang terjangkau.
"Di rumah sakit yang kurang itu masker N95, yang lain mereka cukup kreatif, misal hazmat (RS) Moewardi jahit sendiri, semua bisa jahit, ibu-ibu bisa jahit, selalu ada ikhtiar," ujarnya.
ADVERTISEMENT
*****
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!