Skenario Umrah Jemaah RI: Penerima Vaksin Sinovac-Sinopharm Tak Wajib Booster

23 November 2021 15:52 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
SOM (Senior Official Meeting) Dirjen PHU dan Wakil Menteri Urusan Haji dan Umrah KSA. Foto: Kemenag RI
zoom-in-whitePerbesar
SOM (Senior Official Meeting) Dirjen PHU dan Wakil Menteri Urusan Haji dan Umrah KSA. Foto: Kemenag RI
ADVERTISEMENT
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas tengah berada di Arab Saudi untuk membahas rencana pembukaan izin umrah dan haji bagi jemaah asal Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dalam kunjungannya, Gus Yaqut turut didampingi rombongan seperti Ketua Komisi VIII DPR Yandri Susanto, Sekjen Kemenag Nizar Ali, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief, Konjen RI di Jeddah Eko Hartono dan KUAI KBRI Riyadh Arief Hidayat.
Sebelum pertemuan Menag dengan Menteri Urusan Haji Arab Saudi yang berlangsung Senin (22/11) kemarin, sepekan sebelumnya telah dilakukan perbincangan awal dalam bentuk Senior Official Meeting (SOM) antara Dirjen Hilman dan Wakil Menteri Urusan Haji dan Umrah Arab Saudi Abdulfatah Suliman Hashat.
Dalam SOM disepakati sejumlah hal teknis untuk mengatur dan menyiapkan perjalanan umrah dan haji dari Indonesia. Terutama yang berkaitan dengan protokol kesehatan (prokes) karena masih dalam situasi pandemi COVID-19.
"Pemerintah Indonesia didorong untuk dapat menyelenggarakan pelaksanaan ibadah umrah serta manasiknya dengan protokol kesehatan yang akan disiapkan untuk pelaksanaan haji di masa pandemi," ungkap Kemenag dalam keterangan tertulis yang dikutip Selasa (23/11).
ADVERTISEMENT
Salah satu skenario prokes dalam pengaturan jemaah umrah asal Indonesia adalah pemberian suntikan ketiga atau booster. Nantinya, jemaah yang sudah divaksin menggunakan vaksin corona buatan China -- seperti Sinovac dan Sinopharm -- bisa diterima tanpa disuntikkan booster.
Dirjen Umrah dan Haji Kemenag Prof Hilman Latief saat bertemu Menteri Haji Arab Saudi. Foto: Kemenag RI
Skenario itu masih akan "dimasak dan dimatangkan" bersama skenario lainnya oleh kedua belah pihak.

Kabar Baik

Pertemuan Menag RI dengan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi di Makkah, Senin (22/11/2021). Foto: https://kemenag.go.id/
Skenario tidak perlu booster ini bisa menjadi kabar baik bagi jemaah umrah dan haji Indonesia. Sebab, sebelumnya otoritas Saudi hanya menetapkan empat jenis vaksin sebagai syarat bepergian ke negara mereka, yakni Pfizer, AstraZeneca, Johnson&Johnson, dan Moderna.
Sementara calon jemaah umrah Indoensia yang telah mendapat dua dosis vaksin Sinovac dan Sinopharm diharuskan menerima suntikan ketiga (booster).
Untuk diketahui, kedua vaksin buatan China (Sinovac dan Sinopharm) tersebut memang telah diakui Saudi. Namun, hanya empat jenis vaksin di atas yang dianggap sah bagi yang ingin bepergian ke Saudi, termasuk diwajibkan dalam pemberian booster.
ADVERTISEMENT
Selain soal booster, skenario lainnya adalah pemberlakuan karantina 3 hari 2 malam hingga dipastikan tidak ada sertifikat vaksin palsu.

Jemaah Indonesia Akan Diprioritaskan

Suasana Masjidil Haram kian ramai setelah kapasitas jemaah umrah ditambah menjadi 2 juta per bulan mulai 9 Agustus 2021. Foto: Makkah Region
Sementara itu, Menag Gus Yaqut mengungkapkan Indonesia akan menjadi prioritas Saudi untuk melaksanakan umrah dan haji. Hasil ini disampaikan usai pertemuan dengan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi H.E Tawfiq F. Al-Rabiah di Makkah.
“Alhamdulillah, hari ini saya bertemu dengan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Tawfiq F. Al-Rabiah di Makkah. Menteri Tawfiq mengatakan bahwa Indonesia adalah prioritas dalam masalah haji dan umrah,” kata Gus Yaqut dalam siaran pers, Senin (22/11).
Gus Yaqut berharap jemaah Indonesia bisa segera melepas kerinduannya untuk menunaikan ibadah umrah. "Kita sangat berharap semoga hal itu tidak lama lagi,” tutup Gus Yaqut.
ADVERTISEMENT