SMRC: 52,9% Masyarakat Tolak Jokowi Nyapres Lagi di 2024

20 Juni 2021 15:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
Presiden Joko Widodo meninjau vaksinasi corona di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jumat (11/6).  Foto: Lukas/Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo meninjau vaksinasi corona di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jumat (11/6). Foto: Lukas/Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
SMRC hari ini merilis survei mengenai “Sikap Publik Nasional terhadap Amendemen Presidensialisme dan DPD." Salah satu survei mengukur soal respons publik apakah Jokowi harus kembali menjadi capres di Pilpres 2024.
ADVERTISEMENT
Hasil survei menunjukkan bahwa mayoritas yaitu 52,9 persen masyarakat tidak setuju Jokowi kembali maju di Pilpres 2024. Yang setuju Jokowi kembali maju di Pilpres 2024 lebih sedikit yaitu 40,2 persen sementara yang tidak menjawab adalah 6,9 persen.
"Ternyata yang mengatakan tidak setuju Pak Jokowi maju untuk ketiga kalinya hanya 52,9 persen. Yang menyatakan setuju 40,2 persen. Artinya tetap mayoritas mengatakan tak setuju. Tapi yang tidak setuju angkanya lebih rendah dari 74 persen," kata Direktur Komunikasi SMRC, Ade Armando, dalam paparan secara virtual, Minggu (20/6).
Survei SMRC terkait wacana presiden 3 periode. Foto: Dok. SMRC
Selain itu, sekitar 74 persen warga menghendaki agar ketetapan tentang masa jabatan presiden hanya dua kali harus dipertahankan. Yang ingin masa jabatan Presiden diubah hanya 13 persen, dan yang tidak punya sikap 13 persen.
ADVERTISEMENT
"Pada tingkat dasar, 74% publik ingin presiden 2 periode saja, tapi ketika disodorkan nama Jokowi untuk kembali menjadi calon pada 2024, pendukung “2 periode saja” cukup banyak yang goyah sehingga tidak lagi 74% yang menolak Jokowi kembali menjadi calon meskipun yang menolak Jokowi menjadi calon tetap mayoritas," jelas Ade.
Survei digelar pada 21-28 Mei 2021 melalui wawancara tatap muka dan melibatkan 1.072 responden yang dipilih melalui metode penarikan sampel random bertingkat (multistage random sampling). Margin of error penelitian ± 3.05%.