SMRC: Pendukung Anies, PAN, PKS, PPP, Warga DKI, Cenderung Tolak Pembubaran FPI
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ADVERTISEMENT
“Ini menunjukkan langkah pemerintah membubarkan FPI tahun lalu mendapat dukungan dari masyarakat,” kata Saidiman dalam keterangannya, Selasa (6/4).
“Ini menunjukkan yang tidak setuju dengan langkah pemerintah membubarkan FPI tahun lalu dapat diidentifikasi berdasarkan cluster tertentu,” jelasnya.
Jika dilihat dari pilihan capres, kecenderungan terkuat menolak pembubaran FPI datang dari mereka yang mendukung Anies Baswedan, dengan presentase sebesar 73 persen. Sementara yang mendukung pembubaran FPI adalah pendukung Tri Rismaharini (Risma) sebesar 86 persen dan Ganjar Pranowo sebesar 80 persen.
ADVERTISEMENT
Dilihat dari dukungan partai, masyarakat yang menolak pembubaran FPI adalah mereka yang memilih PAN dengan presentase 76 persen, PKS 68 persen, dan PPP 66 persen.
"Dilihat dari sisi etnik, yang paling kuat menolak pembubaran FPI adalah warga Betawi (80%)," ungkapnya.
Jika dilihat dari wilayah tempat tinggal, yang terkuat menolak pembubaran FPI adalah warga DKI Jakarta dengan presentase 66 persen. Sementara yang paling kuat mendukung pembubaran FPI adalah warga Jawa Timur dengan 78 persen.
"Selain itu, terdapat pula perbedaan dalam hal penilaian mengenai pembubaran FPI atas dasar kepuasan terhadap kinerja Presiden. Sekitar 68% warga yang puas dengan kinerja Presiden Jokowi menyatakan mendukung pembubaran FPI, sementara yang tidak setuju hanya 25%. Sebaliknya, 61% warga yang tidak puas dengan kinerja Presiden menyatakan tidak setuju dengan pembubaran FPI, sementara yang setuju hanya 32%," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Saidiman mengatakan data tersebut menunjukkan tingkat dukungan masyarakat terhadap pembubaran FPI tidak sekuat ketika HTI dibubarkan. Hal ini terlihat dari data bahwa hampir 79 persen mendukung pembubaran HTI, sementara yang mendukung pembubaran FPI hanya 59 persen.
“Ini menunjukkan simpati warga muslim terhadap FPI lebih tinggi daripada HTI," pungkasnya.
Survei berskala nasional itu dilakukan pada 28 Februari-5 Maret dengan melibatkan 1064 responden yang dipilih secara acak. Margin of error survei diperkirakan mencapai 3,07 persen.
****
Saksikan video menarik di bawah ini: